"Termasuk juga sayur jenis terong juga turun dari Rp12.000 menjadi Rp8.000," ungkapnya.

Hanya saja dia mengaku, m ski harga sejumlah kebutuhan pokok stabil dan turun di tingkat pedagang, namun tingkat daya beli masyarakat juga ikut turun. 

"Walaupun harga turun seperti ini, pembelinya tetap sepi. Tidak seperti dulu, Pasar B Srikaton ramai pembelinya, kalau sekarang sepi," tegasnya.

Dia sendiri tak mengerti apa yang menjadi penyebab pembeli di Pasar B Srikaton turun. Apakah memang karena ekonomi masyarakat atau karena mudahnya masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok. 

"Sekarang kan banyak tukang sayur keliling ke desa-desa, kemudian warung juga banyak. Sehingga memudahkan masyarakat, tak perlu lagi ke pasar," tutupnya. 

Baca berita lainnya di google news