Upaya utama dilakukan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan pola 3M Plus: menguras, menutup, dan mengubur wadah yang dapat menampung air.
Selain itu, petugas kesehatan bersama kader jumantik terus mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
Sosialisasi juga dilakukan di sekolah, balai desa, hingga posyandu, agar informasi pencegahan DBD bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
“Kami juga mendorong penggunaan kelambu, lotion anti nyamuk, serta mengingatkan warga untuk rajin membersihkan selokan dan pekarangan. Pemantauan dilakukan rutin oleh, puskesmas, dan kader kesehatan desa,” jelas Erna.
Fogging fokus tetap dilakukan di wilayah yang ditemukan kasus positif, meski Dinkes menegaskan cara paling efektif tetap dengan memberantas jentik nyamuk.
Imbauan Dinkes kepada Warga
Selain upaya pencegahan, Dinkes juga meminta masyarakat lebih peka terhadap gejala DBD.
Erna mengingatkan warga untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami demam tinggi, nyeri otot atau sendi, serta muncul bintik merah di kulit.
“Deteksi dini dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi. Jangan menunggu parah baru berobat, karena DBD bisa berakibat fatal jika terlambat ditangani,” tegasnya.
Dengan kerja sama antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan peran aktif masyarakat, Dinkes optimistis penyebaran DBD di Kabupaten PALI dapat tetap terkendali, sehingga tidak terjadi lonjakan besar seperti tahun sebelumnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com