Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dari Januari sampai Juni 2025 ini ada 432 kasus baru orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang tersebar di 17 Kabupaten/Kota di Sumsel.
"Untuk data kasus HIV/AIDS terbaru kalau ditotalkan ada 432 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Trisnawarman, Rabu (23/7/2025).
Ia merincikan, di 2025 ada 280 untuk HIV dan 152 untuk AIDS.
Lalu sebaran untuk kasus baru HIV di 17 Kabupaten/Kota yaitu 150 orang di Palembang, 19 orang di Lubuklinggau, 18 orang di Musi Banyuasin, 13 orang di Muara Enim, 13 orang di Ogan Komering Ilir, dan 13 orang di Musi Rawas.
Lalu 12 orang di Banyuasin, 11 orang di Lahat, 8 orang di OKU Timur, 8 orang di Prabumulih, 4 orang di Ogan Ilir, 4 orang di OKU, 3 orang di Empat Lawang, 1 orang di Pagar Alam, 1 orang di PALU dan 1 orang di Musi Rawas Utara.
Kemudian untuk kasus baru AIDS ada 62 orang di Palembang, 14 orang di Muba, 13 orang di Lubuklinggau, 13 orang di OKU Timur, 9 orang di Muara Enim, 8 orang di Empat Lawang, 8 orang di OKI, 5 orang di Banyuasin, 5 orang di Pagar Alam, 5 orang di Prabumulih, 3 orang di OKU, 2 orang di Lahat, 2 orang di Musi Rawas, 2 orang di OKU Selatan, dan 1 orang di OI.
Sedangkan di PALI dan Musi Rawas Utara tak ada kasus AIDS.
"Kalau secara keseluruhan dari tahun 1995 sampai dengan Juni 2025 ada 4.219 orang terinfeksi HIV dan 3.169 orang terinfeksi AIDS jadi total 7.388 orang terinfeksi HIV/AIDS di Sumsel," katanya.
Baca juga: Sepanjang 2025, Ada 25 Kasus HIV/AIDS di PALI, Hanya Berasal Dari 2 Kecamatan
Baca juga: 18 Orang di Lubuklinggau Positif HIV, Pasien Tertua Berusia 60 Tahun, Paling Banyak karena LGBT
Berdasarkan data yang ada tersebut ODHA terbanyak masih ada di kota Palembang dengan total kasus baru 212 kasus.
Lalu dari 1995-2025 total ada 4.277 ODHA di Palembang.
Jumlah penduduk di Palembang paling banyak, secara langsung juga memengaruhi Jumlah orang yang beriisko ODHA juga paling banyak.
"Berdasarkan laporan untuk kasus baru yang dilaporkan kebanyakan karena heteroseksual dan homoseksual atau laki-laki sex laki-laki (LSL), bukan karena pekerja seksual," ungkapnya
Untuk itu menurut Trisnawarman, tidak bisa hanya dari dinas kesehatan, melainkan lintas sektor seperti dinas pendidikan, orang tua, PKK, swasta dan lain-lain harus turut serta untuk mencapai zero ODHA di 2030.
"Pesannya, orang tua harus memperhatikan pendidikan anak baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan agama anak-anak ditanamkan sejak dini, sesuai agama masing-masing dengan agama yang kuat diharapkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com