Dia merasa kehilangan atas kepergian Daru di tengah usia muda dan turut menyampaikan doa terbaik untuk almarhum.
Bagus tidak terlalu sering bertemu dengan Daru, lantaran punya kesibukan masing-masing.
Meski begitu, Daru disebutnya masih sering ke Yogyakarta di mana dua anak dan istrinya, Meta Ayu Puspitantri, tinggal.
Bagus sudah mengenal Daru sejak duduk di bangku sekolah dasar. Bagus mengenal Daru sebagai pribadi yang menonjol dalam bidang akademis, selalu ceria, dan hampir tidak pernah murung.
"Kenangan saya dengan beliau (Daru) itu tidak ada yang jelek, senang semua. Anak itu (Daru) ceria, sepanjang berpuluh-puluh tahun hampir enggak pernah lihat Daru cemberut," katanya.
Baca juga: Penyebab Kematian Arya Daru Diplomat Kemenlu RI Menurut Kriminolog UI, Singgung Dua Clue Menentukan
Bahkan, ketika penugasan di Argentina, kata Bagus, Daru menjalaninya dengan bahagia, meski tidak bisa berkumpul bersama keluarga.
"Termasuk penugasan ke Argentina, enggak mengeluh, selalu happy. Kadang pas penempatan bertepatan lebaran (hanya) telepon, senang-senang semua," ungkapnya.
Bagus menyampaikan bahwa Daru merupakan sesok orang yang gemar menulis.
Daru sebelumnya sempat menulis buku, dengan alur cerita yang enak dan tidak kaku.
"Dia pernah nulis buku, tapi saya lupa judulnya apa.Buku itu memperkenalkan pekerjaannya dengan sudut pandang yang menyenangkan, jadi orang interest untuk membaca," tuturnya.
Bagus mengungkapkan, sebelum meninggal dunia, almarhum Daru dan keluarga berencana akan menungjungi Candi Borobudur.
"Terakhir kali kita komunikasi itu, akhir pekan ini kita mau ke Borobudur. Tetapi nggak ada pembahasan spesifik setelah itu," beber dia.
Pemakaman Arya Daru
Dua bocah itu berada di sisi kanan dan kiri sang ibu, Meta Ayu Puspitantri.
Ketiganya membawa keranjang bunga, lalu ditaburkan di atas gundukan tanah yang masih basah.