TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sidang lanjutan kasus pembunuhan tiga anggota polisi di Way Kanan, Lampung, oleh terdakwa Kopda Bazarsah kembali memanas di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (23/6/2025).
Sebanyak 14 saksi, yang sebagian besar adalah anggota Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Way Kanan dan Polsek Negara Batin, hadir memberikan kesaksian.
Namun, salah satu kesaksian justru menimbulkan keheranan di ruang sidang.
Aipda Wara Andany, Pejabat Sementara (PS) Kanit Reskrim Polsek Negara Batin, dicecar habis oleh Majelis Hakim karena mengaku tidak tahu menahu adanya kegiatan judi sabung ayam di wilayah hukumnya.
Padahal, kegiatan tersebut diduga sudah berlangsung sejak 2023 hingga 2025.
"Padahal kegiatan itu sudah dilakukan terdakwa sejak 2023 sampai 2025, masa saksi tidak tahu kalau ada kegiatan judi sabung ayam?" tanya Ketua Majelis Hakim, Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto, dengan nada tak percaya.
"Iya, tidak tahu, Yang Mulia. Kami menjabat pada tahun 2024," jawab saksi Wara Andany, yang kemudian dicecar lagi, "Apa harus menunggu perintah? Saudara ini kan Reskrim!"
Wara Andany berdalih, ia baru melakukan penyelidikan setelah mendapat perintah dari Kapolsek pada 17 Maret 2025.
Detik-detik Mencekam Penggerebekan Berujung Tragis
Sebelum kesaksian yang mengejutkan itu, sidang dibuka dengan keterangan Ipda Engga Depati, Kepala Unit Reserse Mobil (Resmob) Satreskrim Polres Way Kanan. Engga menceritakan persiapan penggerebekan yang berakhir tragis tersebut.
"Saya mendapat kabar pada tanggal 16 Maret dari Kapolres Way Kanan dan Kepala Satuan Reskrim via WhatsApp bahwa akan ada kegiatan. Kemudian kami dikumpulkan Kepala Satuan Reskrim dan diberitahu akan ada kegiatan di Polsek Negara Batin," kata Engga, yang kebetulan baru dua hari menjabat Kanit Reserse Umum (Resum).
Dari arahan Kapolres dan Kasatreskrim, anggota diminta berkoordinasi dengan Kapolsek Negara Batin karena ada dugaan kegiatan judi sabung ayam. Surat perintah penggerebekan pun dikeluarkan pada 17 Maret 2025.
"Arahan Kapolres, kami diminta menuju Polsek Negara Batin untuk koordinasi, karena diduga ada sabung ayam di sana. Di situ, Kapolres berpesan untuk hati-hati dan menjaga keselamatan. Senjata kami bawa dari rumah, tetapi saya pada saat itu tidak membawa senjata, Yang Mulia," ujarnya.
Saat dalam perjalanan menuju lokasi, Engga mengungkapkan tidak ada pengarahan berarti.
Waktu itu kumpul di Polsek, saya datang terakhir karena mampir salat dulu. Lalu, ketika saya sampai, Kapolsek Negara Batin hanya bilang 'ayo saya pimpin, kalian ikut saya, takutnya kita kesorean', begitu, Yang Mulia. Mobil Kapolsek paling depan," tuturnya.