Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, menyampaikan bahwa korban dilaporkan semakin terperosok.
Tali sepanjang 300 meter yang dipersiapkan oleh tim rescue belum cukup menjangkau titik keberadaan korban.
"Tim telah turun hingga 300 meter namun belum menjangkau korban, berusaha memanggil korban tapi tidak ada sahutan ataupun respons dari korban," kata Yarman dalam keterangan tertulis, Minggu.
Dalam proses pencarian tersebut, salah satu anggota tim bermalam di tebing pada kedalaman 200 meter (flying camp).
Tim SAR gabungan kembali melakukan upaya pencarian pada Minggu pagi, namun terkendala medan yang ekstrem dan cuaca berkabut tebal di sekitar lokasi kejadian.
"Pukul 10.00 WITA, informasi visual dari drone menunjukkan korban tidak lagi berada di titik sebelumnya," kata Yarman.
Yarman menyampaikan bahwa kabut tebal dan cuaca basah mengakibatkan drone thermal belum dapat digunakan secara maksimal.
Hingga saat ini, proses pencarian Juliana belum membuahkan hasil.
Sebelumnya, Teriakan minta tolong korban saat terjatuh pun menjadi petunjuk tim penyelamat.
Wanita berusia 27 tahun tersebut kemungkinan besar masih dalam kondisi hidup.
“Beruntung, korban dalam kondisi selamat, meski terlihat mengalami syok berat."
"Teriakan minta tolongnya menjadi titik awal koordinasi cepat antar pihak,” urai Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman.
Yarman melanjutkan, keberadaan korban Juliana juga sempat terekam kamera drone.
Ia memberikan isyarat bahwa dalam kondisi masih hidup.
"Tidak ada komunikasi tapi memberikan gerak ada berdiri apa segala seperti minta tolong, tapi terlalu jauh kita pantau lewat drone," jelasnya.