TRIBUNSUMSEL.COM, MUARADUA - Kebakaran hebat menghanguskan sebuah panglong kayu milik warga di Jalan Serasan Seandanan, Kecamatan Muaradua, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, pada Minggu (22/06/2025) pagi.
Api melalap habis bangunan serta tumpukan kayu dan papan, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 06.19 WIB.
Warga yang melihat asap tebal dan api membesar segera menghubungi Pos Damkar Muaradua.
Merespons cepat, tim pemadam kebakaran langsung meluncur ke lokasi pukul 06.22 WIB dan tiba pada pukul 06.35 WIB.
Mereka langsung melakukan proses penyemprotan dan pemadaman hingga api berhasil dijinakkan dan tidak menjalar ke bangunan di sekitarnya.
Menurut keterangan petugas, dugaan sementara penyebab kebakaran adalah akumulasi panas pada tumpukan kayu dan papan kering yang kemudian menimbulkan bara api dan menyulut kebakaran besar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdamkarmat OKU Selatan, Wily Agus, mengapresiasi kesigapan tim di lapangan dan menegaskan pentingnya deteksi dini serta edukasi kebencanaan kepada masyarakat.
“Kami bersyukur api berhasil dikendalikan sebelum merambat ke bangunan di sekitar lokasi. Namun ini menjadi alarm penting bahwa tempat usaha dengan material mudah terbakar seperti panglong harus benar-benar memperhatikan kondisi penyimpanan bahan,” katanya.
Baca juga: Sebabkan Kebakaran Hingga Ribuan Hektare, Terpidana Kasus Karhutla di Lalan Muba Didenda Rp 3 M
Baca juga: Ditinggal Saat Ngecas HP, Rumah Pengecer LPG 3 Kg di Kemuning Palembang Kebakaran, Pemilik Syok
Ia juga menyampaikan bahwa kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran mitigasi dan pencegahan kebakaran, khususnya di kawasan padat aktivitas usaha dan permukiman.
“Dalam kasus ini, kayu-kayu yang sangat kering mudah sekali terbakar, apalagi jika terkena paparan panas terus-menerus. Kami imbau seluruh masyarakat agar mewaspadai potensi kebakaran, terlebih di musim panas seperti sekarang,” tambahnya.
Wily Agus juga menekankan bahwa kebakaran bukan hanya disebabkan korsleting listrik, tapi bisa juga dari kondisi lingkungan yang memicu reaksi panas berlebihan.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat, terutama pelaku usaha yang berkaitan dengan material mudah terbakar seperti kayu, agar rutin melakukan pengecekan instalasi listrik dan menyimpan bahan mudah terbakar secara aman,” tegas Wily.
Ia menyarankan agar pelaku usaha, khususnya yang menyimpan bahan-bahan rawan api, rutin melakukan pengecekan suhu, sirkulasi udara, serta menyimpan kayu dalam kondisi aman.
“Jangan sepelekan potensi kebakaran karena faktor alam. Tumpukan kayu kering bisa menjadi pemicu bara jika berada dalam suhu tinggi tanpa sirkulasi yang baik,” jelasnya.