"Jadi Cambridge itu tidak kami dapatkan atau tidak sesuai dengan materinya," ujar salah satu wali murid, Silvia Legina (30) saat dikonfirmasi, Selasa.
Selain kurikulum, puluhan wali murid juga mengeluhkan penerapan metode pembelajaran yang tak sesuai standar seperti pada mata pelajaran bahasa Inggris dan agama.
Semula, para wali murid dijanjikan anak-anaknya akan mendapatkan pembelajaran Bahasa Inggris.
Jika sudah menguasai, anak-anak mereka akan mendapat pembelajaran dari para guru langsung menggunakan Bahasa Inggris sepenuhnya.
Namun di dalam praktiknya, para pengajar ternyata selama ini hanya menggunakan Bahasa Indonesia.
"Lalu dari agamanya pun pelajarannya juga kurang, tidak ada hafalan (surat Alquran)," ungkap Silvia.
Silvia merasa ditipu karena anaknya tak mengalami kemajuan dalam proses KBM.
Terlebih, ia memasukkan anaknya ke sekolah mewah tersebut harus mengeluarkan biaya besar, yakni Rp 23 juta untuk pendaftaran.
Besaran biaya pendaftaran tersebut sudah termasuk biaya kegiatan sekolah dan uang bulanan selama tiga bulan awal.
Sementara pada bulan keempat, wali murid harus membayar Rp 2 juta per bulan untuk biaya pendidikan anak-anaknya.
"Makanya dengan biaya yang menurut saya mahal itu kami kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan," ujar Silvia.
Sementara itu, seorang wali murid inklusi, Benny Sugeng Waluyo juga mengungkapkan dugaan penipuan sekolah tersebut.
Sugeng mengatakan bahwa ia sengaja memasukkan anaknya ke sekolah tersebut karena iming-iming adanya terapi psikologi.
"Tapi selama anak kami sekolah di sini realisasi itu tidak ada," kata Sugeng.
Pihak Yayasan Janji Tanggung Jawab
Melalui pengacara, Mario Wilson Alexander mengatakan pihak sekolah berjanji akan bertanggung jawab seluruhnya terkait kerugian yang dialami sejumlah pihak.
"Tempat ini (sekolah) disegel karena ada kesalahan yayasan, dan yayasan akan tetap bertanggung jawab setiap masalah yang ada," kata Mario saat dikonfirmasi, Rabu (18/6/2025).
Mario menjelaskan kesalahan yang dilakukan pihak yayasan adalah terkait keuangan.
Namun, ia tidak berkenan untuk merincikan permasalahan keuangan tersebut.
"Dalam hal ini kesalahan yayasan adalah keuangan, tapi memang ada sesuatu hal yang bisa diekspos dan ada yang tidak bisa diekspos," ujarnya.
Mario menuturkan upaya tanggung jawab yang akan dilakukan pihaknya antara lain dengan mengikuti prosedur perbantuan masuk sekolah oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik).
"Saya sudah meeting dengan pihak Disdik ranah PAUD, anak-anak yang masa sekarang ini sudah mau ke SD akan dibantu karena sudah habis PK pendaftarannya dan akan dibantu untuk masuk ke sekolah, yayasqn akan mengikuti arahan selanjutnya dari Disdik," tuturnya.
Mario menyampaikan untuk bertanggung jawab dari aspek materil, pihak yayasan akan menjual aset.
Pengembalian uang kepada orangtua akan dilakukan jika aset rampung dijual.
"Untuk kerugian yang dirasakan dan dialami oleh orangtua murid itu semua, yayasan akan menjual aset semuanya, dan akan menggantikan, nantinya akan mengganti uang orangtua murid," ucapnya.
Selain itu, Mario menegaskan pihak sekolah juga akan bertanggung jawab terkait tunggakan gaji para guru.
"Semuanya akan dibayarkan (gaji) karena ijazahnya yang kemarin sudah ditahan sudah dikembalikan semua, jadi clear ijazah ditahan tidak ada," tegasnya.
(*)
Sebagian artikel telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Disdik Bekasi Pastikan Sekolah Elite dan Mewah Al Kareem Islamic School Bodong
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com