Kopi Sumsel

Jelang Puncak Masa Panen, Harga Kopi Kering di Pagar Alam Turun Hingga Rp 67 Ribu Perkilo

Penulis: Wawan Septiawan
Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PANEN KOPI - Harga kopi kering di Pagar Alam turun dari Rp70.000 menjadi Rp67.000 per kilogram. Petani mengaku merugi, sementara pengusaha menyebut kualitas jadi penentu harga.

LAPORAN Wartawan Sripoku.com, Wawan Septiawan

TRIBUNSUMSEL.COM, PAGAR ALAM - Memasuki puncak masa panen kopi, harga buah kopi kering di Pagar Alam mengalami penurunan signifikan dari sebelumnya Rp70.000 sampai Rp75.000 perkilogram, saat ini menjadi Rp 67 ribu per kilogram, bahkan bisa lebih rendah tergantung kualitas. 

Kondisi ini membuat para petani kopi di wilayah perbatasan Pagar Alam dan Kabupaten Lahat, hingga Kecamatan Dempo Tengah, mulai mengeluhkan pendapatan mereka menyusut.

Kondisi ini kerap terjadi saat menjalang puncak masa panen.

Pasalnya kondisi stok biji kopi juga meningkat mengingat sudah banyak petani yang mulai menjual hasil panen mereka.

Wagimin (40), seorang petani kopi yang berkebun di wilayah perbatasan Pagar Alam mengaku hanya bisa menjual hasil panennya seharga Rp 66.000 per kilogram meskipun kualitas kopinya cukup baik.

"Saya jual minggu lalu ke pengepul cuma dihargai Rp 66 ribu. Padahal sebelumnya bisa sampai Rp70 ribu. Jelas ini sangat berpengaruh ke penghasilan kami," ujarnya.

Baca juga: Kisah Owner Kopi Limas, Rela Banting Setir dari Pegawai Kantoran, Kini Lebarkan Sayap ke Luar Sumsel

Baca juga: Nama Raden Kuning Untuk Jenis Kopi Arabika Yellow Segera Dipatenkan Sebagai Kopi Khas Pagar Alam

Hal senada juga disampaikan Mansa (50), petani asal Kecamatan Dempo Tengah.

Dirinya mengaku harga jual biji kopi saat ini sangat fluktuatif, tergantung kondisi dan kualitas hasil panen.

"Dalam beberapa minggu ini saya sudah jual beberapa kali, paling tinggi cuma Rp69 ribu, paling rendah Rp65 ribu. Jadi ya, sangat bergantung kualitas dan siapa yang beli," katanya.

Sementara itu, Anca seorang pengusaha pengepul biji kopi di Pagar Alam, membenarkan adanya penurunan harga.

Saat pihaknya membeli kopi kering dari petani dengan harga bervariasi, tergantung kualitas yang diminta oleh pembeli besar atau toke.

"Kami beli Rp 67 ribu untuk kualitas yang bagus. Tapi kebanyakan yang datang kualitasnya masih standar, jadi hanya kami hargai Rp65 ribu. Kami juga ikut permintaan pasar," jelasnya.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkini