Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban

Ditugaskan TNI, Warga Sipil yang Ikut Tewas Dalam Ledakan di Garut Jadi Koordinator Pembuka Amunisi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WARGA SIPIL TEWAS- (KANAN) Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). (KIRI) Rustiawan dan rekannya, sebelum tragedi ledakan maut di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) Salah satu korban tewas, Iyus Bin Inon ternyata mempunyai tugas khusus dari anggota TNI sebagai pembuka amunisi sebelum diledakkan di Garut

TRIBUNSUMSEL.COM - Sebanyak 9 warga sipil turut jadi korban tewas dalam insiden ledakan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025).

Salah satu korban, Iyus Bin Inon ternyata mempunyai tugas khusus dari anggota TNI.

Diungkap oleh Anjar, keponakan Iyus, pamannya bersama saudaranya Anwar, beserta tujuh warga sipil lainnya memang kerap membantu TNI dalam pemusnahan amunisi.

Baca juga: Beda Pernyataan TNI dan Warga Soal Keberadaan Warga Sipil di Lokasi Ledakan Amunisi di Garut

Iyus sendiri bertugas sebagai koordinator dari warga sipil yang ikut dalam kegiatan tersebut.

"Kami sebagai keluarga sangat terpukul, karena korbannya dua, adik kakak sekaligus, Pak Iyus sama Pak Anwar," kata Anjar dikutip dari Youtube TV One News, Selasa (13/5/2025).

Keduanya, kata Anjar, bertugas sebagai pembuka amunisi sebelum diledakkan.

Kesehariannya, Iyus dan Anwar kerap bekerja sebagai petani.

"Pak Iyus selain bekerja buka amunisi, berprofesi sebagai petani juga," kata dia lagi.

Anjar mengatakan kalau pamannya itu memang sudah lama bertugas menjadi pembuka amunisi.

"Kalau Pak Iyus itu udah lama juga dari anggota sipilnya, bisa dibilang koordinator anggota sipil," jelasnya.

Para korban, kata Anjar, bertugas membuka amunisi kemudian mengambil bagian tembaga untuk dijual kembali.

"Untuk proses pembukaannya itu, kita memang buka amunisi, diambil tembaganya, dan itu bisa dijual," ungkap dia.

Baca juga: Kapuspen TNI Ungkap Dugaan Penyebab 9 Warga Sipil Turut Tewas Dalam Ledakan Amunisi di Garut

Anjar juga mengatakan kalau kedua jasad pamannya itu baru selesai diidentifikasi pada Selasa ini.
 
"Dari semalam belum boleh masuk karena masih proses identifikasi, katanya salah satu tubuhnya hancur sehingga tidak bisa dikenali, satu lagi masih ada badannya," kata dia.

"Katanya kakak beradik itu sudah diidentifikasi. Tadinya merupakan dua dari empat yang belum teridentifikasi," jelasnya lagi.

Istri Anjar, Nita, mengatakan keluarga akan segera memakamkan jasad Iyus dan Anwar setelah diserahkan ke keluarga.

"Dimakamkan di Butak Batek, daerah Tegal Gede, sudah mulai disiapkan tadi pagi. Kalau bisa hari ini, hari ini langsung dimakamin. Sudah proses penggalian, dan mau dimakamkan berdampingan," ucapnya.

TNI GUGUR DALAM LEDAKAN AMUNISI - Postingan terakhir Pratu Afrio Setiawan sebelum gugur dalam pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) sekira pukul 09.30 WIB jadi sorotan. (Tangkapan layar Ig @AfrioSetiawan Nod)

Sebelumnya, Rustiawan, salah satu warga lainnya yang terlibat dalam persiapan pemusnahan amunisi tersebut ikut menjadi korban tewas.

Tak sendiri, ia bersama sejumlah temannya yang turut ikut dalam proses pemusnahan itu.

Video berdurasi 44 detik tersebut direkam saat pekerja yang tengah fokus menyiapkan amunisi sebelum dimusnahkan.

Terlihat seorang pria dengan posisi paling depan yang diketahui merupakan Rustiawan.

Rustiawan terlihat memegangi dan memeriksa objek yang tampak seperti amunisi atau proyektil.

Ia duduk di tanah dengan posisi membungkuk.

Dia mengenakan pakaian lengan panjang bermotif loreng abu-abu. 

Aparat Desa Sebut Warga Dipercaya TNI

Tribunjabar.id mengkonfirmasi kebenaran video tersebut kepada aparatur Desa Sagara yakni Doni David.

Ia membenarkan bahwa video tersebut merupakan proses persiapan sebelum pemusnahan amunisi yang berlangsung Senin (12/5/2025).

"Masyarakat memang dilibatkan dalam proses itu, bukan hanya menggali lubang, tapi dari mulai memilah hingga menyusun," ujar Doni kepada Tribunjabar.id, Selasa (13/5/2025).

Ia menuturkan, sejumlah warga selama ini memang dipercaya untuk membantu TNI dalam setiap proses pemusnahan.

Doni menegaskan, kabar yang beredar soal korban tewas akibat memulung sisa ledakan merupakan informasi yang keliru.

Dia menyebut selama ini warga memang dipercaya oleh TNI untuk membantu proses pemusnahan.

"Kami dari pemerintahan desa tidak menerima warga kami dianggap memulung, tidak mungkin memulung karena lokasi tersebut dijaga ketat. Apalagi saat kejadian kan anggota TNI juga jadi korban," ungkap dia.

Doni menjelaskan bahwa saat ini pihak keluarga masih menunggu proses identifikasi yang dilakukan di RSUD Pameungpeuk. Rencananya sembilan korban sipil akan disemayamkan hari ini di rumah duka.

"Kami turut berduka cita atas kejadian ini, semoga amal ibadah pada korban diterima di sisi Allah," ungkapnya. 

Penyataan TNI

Muncul narasi bahwa warga sipil nekat mendekati lokasi demi mengumpulkan selongsong bekas bahan peledak yang bernilai ekonomis karena terbuat dari besi dan kuningan.

Narasi bahwa warga sipil berada di lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa datang dari pernyataan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi.

Dalam wawancara bersama Kompas TV, Senin (12/5/2025) Mayjen Kristomei menyebut bahwa warga sekitar memang kerap datang ke lokasi pemusnasan amunisi.

Baca juga: VIDEO Detik-detik Korban Siapkan Amunisi Sebelum Tragedi Ledakan di Garut, Sudah Sering Bantu TNI 

Menurut dia, warga biasanya mengumpulkan logam bekas selongsong yang dimusnakan untuk dijual kembali.

"Memang biasanya di sana apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk mengambi sisa-sisa peledakan tadi, apakah sisa-sisa logamnya yang dikumpulkan, tembaga, atau besi bekas granat, mortir," kata Kristomei kepada KompasTV, Senin (12/5/2025).

"Mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat datang ke sana terjadi ledakan susulan."

 Kristomei  menuturkan, meski prosedur pemusnahan sudah mengikuti standar, tidak tertutup kemungkinan terjadi ledakan kedua setelah proses utama selesai.

"Kita dalami lagi. Mungkin ada ledakan kedua, detonator yang belum meledak, sehingga ketika masyarakat ke sana (terjadi ledakan), tapi itu dugaan awal," ungkap Kristomei.

Kristomei menyebutkan, bahan peledak kedaluwarsa memang tidak bisa diprediksi sehingga butuh pendalaman. "Namanya amunisi kedaluwarsa, tidak bisa kita perkirakan. Nanti kita dalami," tambahnya.  

Selanjutnya, tim penyusun amunisi dari TNI AD melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan sebelumnya. Baca juga: 8 Hal tentang Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut Versi TNI Setelah itu, tim penyusun amunisi ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan.

Peledakan amunisi afkir di dua lubang sumur tersebut pun berhasil dilakukan.

"Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," ujar Wahyu.

Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.

Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.

Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.

Kemudian, terdapat satu lubang sumur lain yang peruntukannya untuk menghancurkan detonator, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi tidak layak pakai tersebut.

 "Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," ujar Wahyu.

Meski begitu, Kristomei menyatakan bahwa hal tersebut baru dugaan awal karena TNI masih melakukan investigasi.

Tujuannya untuk mencari penyebab pasti ledakan amunisi di Garut yang turut menewaskan empat prajurit.

TNI AD Tanggung Jawab Penuh

Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat (AD) menyampaikan duka mendalam ke para korban ledakan amunisi yang terjadi di Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) kemarin.

TNI bahkan menyatakan bertanggung jawab penuh terkait dengan insiden yang memakan korban 4 prajurit TNI dan 9 warga sipil itu.

“TNI Angkatan Darat bertanggung jawab secara penuh untuk membantu semua proses penanganan dan pemakaman para korban. Baik yang berasal dari jajaran TNI Angkatan Darat maupun yang berasal dari masyarakat sekitar," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam keterangan video yang diterima Kompas.com, Selasa (13/5/2025). 

"Di mana untuk warga masyarakat sekitar yang menjadi korban, jajaran Kodam III Siliwangi, Korem 062 Tarumanegara dan juga Kodim Garut akan membantu semua proses pemakaman sampai dengan selesai," tambah dia. 

Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan bahwa proses pengambilan jenazah dari warga sipil yang menjadi korban akan dilakukan setelah mendapatkan izin dari tim medis. 

"Untuk korban yang berasal dari masyarakat sekitar, setelah ada izin dari tim medis, nanti akan diambil oleh pihak keluarga masing-masing," kata Kadispenad.

Selanjutnya, jenazah akan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di desa masing-masing. 

Ia menegaskan bahwa TNI AD melalui jajaran di wilayah setempat akan mendampingi seluruh proses pemakaman warga hingga selesai. 

Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan institusional TNI AD atas peristiwa tersebut. 

Selain itu, Wahyu juga menginformasikan bahwa kegiatan penyisiran dan investigasi di lokasi ledakan sempat dihentikan pada Senin (12/5/2025) malam karena kondisi sudah gelap. 

Namun, investigasi dilanjutkan kembali sejak Selasa pagi. 

“Kami juga mohon doa kegiatan investigasi yang hari ini dilanjutkan kembali oleh tim TNI Angkatan Darat dapat berjalan dengan baik," harap Kadispenad. 

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memberikan informasi lanjutan mengenai hasil investigasi yang tengah berlangsung. 

Diberitakan sebelumnya, ledakan dahsyat terjadi di kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi. 

Peristiwa tersebut terjadi saat TNI melaksanakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa. 

Peristiwa memilukan ini menewaskan 13 orang, terdiri dari empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil.

Berikut nama-nama korban meninggal dalam insiden ledakan di Garut:  

  1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ST., MM.
  2. Mayor Cpl Anda Rohanda
  3. Kopda Eri Priambodo
  4. Pratu Apriyo Hermawan
  5. Sdr. Agus Bin Kasmin.
  6.  Sdr. Ipan Bin Obur.
  7. Anwar Bin Inon.
  8. Sdr. Iyus Ibing Bin Inon.
  9. Sdr. Iyus Rizal Bin Saepuloh.
  10. Sdr. Toto
  11. Sdr. Dadang.
  12. Sdr. Rustiawan.
  13. Sdr. Endang.

Sebagian artikel telah tayang di Tribunjabar.com dengan judul Terungkap Tugas Iyus yang Tewas Dalam Insiden Ledakan di Garut, Jadi Koordinator Pembuka Amunisi, 
 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkini