Peledakan amunisi afkir di dua lubang sumur tersebut pun berhasil dilakukan.
"Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," ujar Wahyu.
Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.
Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.
Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.
Kemudian, terdapat satu lubang sumur lain yang peruntukannya untuk menghancurkan detonator, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi tidak layak pakai tersebut.
"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," ujar Wahyu.
Meski begitu, Kristomei menyatakan bahwa hal tersebut baru dugaan awal karena TNI masih melakukan investigasi.
Tujuannya untuk mencari penyebab pasti ledakan amunisi di Garut yang turut menewaskan empat prajurit.
Dibantah Aparatur Desa
Terkait hal tersebut, Aparatur Desa Sagara, Doni David membantahnya.
Doni menegaskan kabar yang beredar soal korban tewas akibat memulung sisa ledakan adalah informasi yang keliru.
Doni mengatakan, sejumlah warga memang dipercaya untuk membantu TNI dalam setiap proses pemusnahan.
"Kami dari pemerintahan desa tidak menerima warga kami dianggap memulung, tidak mungkin memulung karena lokasi tersebut dijaga ketat. Apalagi saat kejadian kan anggota TNI juga jadi korban," ungkap dia, kepada Tribunjabar.id, Selasa (13/5/2025).
Disisi lain, Doni David mengkonfirmasi kebenaran video salah satu warganya, Rustiawan ikut dalam persiapan pemusnahan amunisi tersebut.