Namun, kali ini sikap Gubernur kali ini membuat warga bertanya-tanya, apakah Dedi Mulyadi memang layak menyandang julukan tersebut di mata warga Cirebon Timur.
"Slogan 'Bapak Aing' kembali dipertanyakan atas tindakan Kang Dedi yang bertolak belakang ini. Apa mungkin untuk di Cirebon Timur, Kang Deddy Mulyadi itu ‘Bapak Tiri’?” kata Hamzaiya menyindir.
Padahal dalam pidatonya saat menghadiri perayaan hari jadi, Dedi Mulyadi sempat mengungkapkan visi besarnya menjadikan Cirebon sebagai “Jogja-nya Jawa Barat”.
Ia menyebut pentingnya penguatan identitas budaya lokal, penataan kota, serta pengembangan sektor kuliner dan fesyen khas Cirebon.
"Bayangkan, ketika orang masuk ke Cirebon, mereka merasa masuk ke sebuah kota lama yang penuh dengan cerita,” ujar Dedi dalam keterangannya.
Namun bagi sebagian warga, janji dan wacana tersebut masih terasa jauh dari kenyataan, apalagi ketika pemimpin provinsi hadir tanpa membawa solusi nyata atas problematika yang sudah lama mereka hadapi.
Sebelumnya, Jawa Barat Dedi Mulyadi punya visi besar: menjadikan Cirebon sebagai “Jogjakarta-nya Jawa Barat”.
Namun, respons dari pemerintah daerah mengindikasikan bahwa impian tersebut masih butuh waktu dan banyak persiapan.
Dedi melihat Cirebon sebagai kota yang kaya budaya dan memiliki potensi kuat untuk berkembang menjadi destinasi unggulan di Jawa Barat.
"Bayangkan, ketika orang masuk ke Cirebon, mereka merasa masuk ke sebuah kota lama yang penuh dengan cerita. Atap-atap bangunan masih terjaga. Imajinatif dan penuh karakter,” kata Dedi penuh semangat.
Ia menekankan pentingnya menata ulang infrastruktur dan arsitektur daerah agar lebih merepresentasikan identitas lokal, termasuk dari segi desain bangunan, kuliner, hingga fesyen khas seperti motif batik Mega Mendung.
"Mega Mendung sudah jadi trademark Jawa Barat. Rumah saya sendiri penuh dengan desain Mega Mendung,” ucapnya.
Namun, di tengah semangat besar sang gubernur, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Ramli Effendi, menilai Cirebon belum sepenuhnya siap mengemban peran sebesar itu.
Ia mencontohkan hasil kunjungan ke Dinas Kebudayaan Yogyakarta, yang menunjukkan pentingnya membangun infrastruktur budaya secara menyeluruh—mulai dari penataan ruang hingga dukungan anggaran.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Gubernur Dedi Mulyadi Ngambek Kena Kritik Disebut 'Bapak Tiri' : Kritik Boleh, Tapi Harus Logis !,
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com