Diungkapkan Evie, dalam setiap makanan yang akan diberikan ke penerima, pastinya ada sample yang disimpan sesuai SoP yang ada. Hal ini untuk mengetahui kandungan masakan yang diberikan kepada si penerima manfaat.
"Pastinya, dari proses kita ikuti dan harus ada sample setiap makanan sebelum dikirim ke penerima manfaat. Sampel yang ada selalu di simpan kulkas sesuai SoP untuk mengantisipasi hal- hala seperti yang tak diinginkan (PALI), sebab banyak faktor, " tandasnya.
Diakui Evi, untuk saat ini jumlah dapur mitra atau tempat produksi bagi makanan di program MBG se Sumsel masih jauh dari harapan. Sebab, dari target yang ada sekitar 900 mitra baru sekitar 100 mitra, sehingga realisasi penerima manfaat masih banyak belum merasakan.
"Pastinya untuk persyaratan bergabung itu sekarang sedikit susah, selain harus memiliki luas lahan sekitar 500 meter persegi, biaya untuk buat dapur khususnya peralatan itu tidak murah. Selain itu ada batasan penerima manfaat maksimal 5 km dari dapur, " tandasnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com