Alumni S1 Biologi Undip Semarang dan S2 Biologi UGM itu dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan tekun.
Almarhum Nastain dikenal sebagai akademisi dengan segudang prestasi dalam penelitiannya di bidang biologi.
Dia sedang merintis jalan sebagai akademisi, menjadi dosen lepas di UGM sembari menyiapkan pendaftaran S3 di kampus yang sama.
“Sejak kecil dia memang beda."
"Teman-temannya main bola, dia lebih suka membaca buku."
"Bahkan buku atlas, dibaca berulang sampai kusut,” kenang Ngadi sembari menahan air mata.
Dia menambahkan, tidak ada firasat apapun, bahkan saat pertemuan terakhir mereka saat Lebaran 1446 H.
Hanya sebuah kunjungan ke makam Gus Dur di Jombang, sehari sebelum kabar duka datang, Minggu (20/4/2025), yang kini terasa begitu berarti.
Dia mendoakan anaknya tanpa mengetahui kabar putranya keeesokan harinya.
“Yang saya doakan hanya Nastain seorang waktu itu,” pungkas dia.
Terpisah, Undip Semarang ikut menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Muhammad Nastain.
Direktur Jejaring Media Komunitas dan Komunikasi Publik Undip, Nurul Hasfi membenarkan bahwa Muhammad Nastain merupakan alumni Undip.
Dijelaskannya, saat ini Undip sedang melakukan koordinasi internal untuk mempelajari peristiwa ini.
Pihaknya menyampaikan duka dan empati serta berharap semua keluarga yang ditinggalkan tabah serta bersabar.
Muhammad Nastain ditemukan tewas bersimbah darah di indekos Pandega Marta, Kalurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, pada Selasa (22/4/2025).
Nastain merupakan alumni Biologi Undip Semarang angkatan 2013.
Almarhum lulus 2017 dan diwisuda pada Januari 2018.
Sebagian artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul Tewas Misterius di Kamar Kos, Nastain Jebolan S2 UGM Tak Sempat Jajal Motor Hadiah Sang Ayah
Sebagian lainnya di Tribunjateng.com dengan judul Sosok Nastain, Mahasiswa S3 UGM Ditemukan Tewas Berdarah: Alumni Undip Semarang dan SMAN 1 Salatiga
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com