"Kemudian tanggal 19-nya (19 Maret 2025) langsung diberhentikan, walaupun masih secara permanen," ungkapnya.
Namun, kata dia, untuk proses drop out tertunda karena beberapa alasan, di antaranya libur Lebaran 2025.
Ia pun menepis anggapan drop out dilakukan setelah kasus ini viral.
"Kemudian pastinya FK mengirimkan surat kepada kami dan kami langsung memproses tapi bagaimana pun juga ada potong lebaran dan lain sebagainya."
"Jadi pada dasarnya bukan karena viral tapi memang ada proses," bebernya.
Alasan lain tertundanya proses drop out karena asas praduga tak bersalah.
"Pada saat itu memang kami juga berhati-hati karena ada praduga tak bersalah."
"Tapi dengan dinonaktifkan secara langsung itu merupakan tindakan tegas dari kami," tandasnya
Tersangka Akui Idap Kelainan
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, Kombes Surawan mengatakan dokter Priguna Anugerah tahu mengidap kelainan seksual.
Kepada polisi, tersangka menyadari mempunyai kelainan.
Ia bahkan sempat konsultasi ke psikolog terkait yang diidapnya.
"Si pelaku memang sudah menyadari jika dia mempunyai sensasi berbeda, yakni suka dengan orang yang pingsan. Bahkan, dia mengaku sempat konsultasi ke psikologi. Jadi, dia menyadari kelainan itu. Kalau keseharian dan pergaulannya normal," katanya di Polda Jabar, Kamis (10/4/2025).
Diketahui, Fetish pada orang yang pingsan atau tidak sadar disebut somnophilia.
Somnophilia adalah orientasi seksual yang langka di mana seseorang merasa bergairah secara seksual pada orang yang tidak sadar dan tidak mampu memberikan respons.