Melansir dari Kompas.com, KDM pun mengatakan kalau operasional alat berat di Hibisc Puncak hari ini sudah terakhir.
Padahal sejak awal, ia menawarkan kompensasi kepada para mantan pegawai Hibisc dengan syarat mereka menanam pohon.
Namun, respons yang diterima justru membuat dirinya geram.
"Saya tidak suka orang yang tidak punya empati, seolah-olah dia adalah kelas elite. Waktu saya bilang saya transfer, nanti kamu tanam pohon satu batang saja, dia malah mengatakan tidak ada permintaan menanam pohon di lokasi bekas Hibisc," ujar Dedi, Jumat, (28/3/2025).
Menurutnya, permasalahan utama bukanlah uang, melainkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Dedi menyoroti bagaimana pekerja lain rela menanam pohon demi mendapatkan kompensasi, sementara mantan pegawai Hibisc justru meminta hak tanpa usaha.
"Saya paling nggak suka orang yang berlagak luar biasa. Ini bukan perkara uang, tapi ingin melihat empati. Masak yang lain bekerja dan akhirnya dapat uang, sementara ada yang ongkang-ongkang dan tetap minta THR?" tambahnya.
Baca juga: Emosi Dedi Mulyadi Semprot Karyawan Hibisc Fantasy Tagih Janji Soal Gaji, Tapi Tak Ikut Tanam Pohon
Dedi menyesalkan bahwa ada orang-orang yang tidak menunjukkan kepedulian terhadap rekan-rekannya yang bekerja keras.
Ia membandingkan dengan pekerja lain yang tetap mau bekerja meskipun memiliki latar belakang pendidikan rendah.
"Maksud saya, kok kamu itu nggak punya empati? Orang lain menanam pohon karena pendidikan rendah, tapi mereka tetap bekerja. Ini ada orang yang hanya berpangku tangan dan tiba-tiba minta THR," ungkapnya.
Pengakuan Karyawan Hibisc Fantasy
Sebelumnya, Septian (30), perwakilan eks pegawai Hibisc, mengungkapkan kekecewaannya karena kompensasi yang dijanjikan.
Ia mengaku kini disertai syarat yang sebelumnya tidak pernah disebutkan.
"Kami ke sini untuk menagih janji itu, tetapi argumennya harus ikut menanam pohon, harus terlibat. Kalau dari awal sudah ada statement ikut menanam pohon, kami ya menyesuaikan," kata Septian.