Berita Nasional

Disemprot Dedi Mulyadi Usai Tagih Janji Gaji, Karyawan Hibisc Ngaku Tak Ada Perintah Tanam Pohon

Penulis: Aggi Suzatri
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEDI MULYADI SEMPROT KARYAWAN HIBISC - Tangkap layar Sejumlah karyawan Hibisc Fantasy menagih janji Dedi Mulyadi soal pemberian kompensasi gaji setelah lahan Hibisc Fantasy dinormalisasikan, Kamis, (27/3/2025).

Ia menilai bahwa para mantan pegawai Hibisc Fantasy kurang memiliki empati dalam menyampaikan tuntutan mereka.

Dedi yang baru saja melakukan inspeksi ke lokasi bekas Hibisc Fantasy, mendadak ditagih janji soal kompensasi.

Dedi menjelaskan bahwa ia tidak menyukai orang yang bersikap elitis dan kurang memiliki empati.

Padahal sejak awal, ia menawarkan kompensasi kepada para mantan pegawai Hibisc dengan syarat mereka menanam pohon. 

Namun, respons yang diterima justru membuat dirinya geram. 

"Saya tidak suka orang yang tidak punya empati, seolah-olah dia adalah kelas elite. Waktu saya bilang saya transfer, nanti kamu tanam pohon satu batang saja, dia malah mengatakan tidak ada permintaan menanam pohon di lokasi bekas Hibisc," ujar Dedi, Jumat, (28/3/2025).

Baca juga: Momen Dedi Mulyadi Semprot Pria Minta Bansos Padahal Terlihat Sehat dan Bugar, Malu-maluin

Menurutnya, permasalahan utama bukanlah uang, melainkan rasa kepedulian terhadap sesama.

Dedi menyoroti bagaimana pekerja lain rela menanam pohon demi mendapatkan kompensasi, sementara mantan pegawai Hibisc justru meminta hak tanpa usaha.

"Saya paling nggak suka orang yang berlagak luar biasa. Ini bukan perkara uang, tapi ingin melihat empati. Masak yang lain bekerja dan akhirnya dapat uang, sementara ada yang ongkang-ongkang dan tetap minta THR?" tambahnya.

Dedi menyesalkan bahwa ada orang-orang yang tidak menunjukkan kepedulian terhadap rekan-rekannya yang bekerja keras. 

Ia membandingkan dengan pekerja lain yang tetap mau bekerja meskipun memiliki latar belakang pendidikan rendah.

"Maksud saya, kok kamu itu nggak punya empati? Orang lain menanam pohon karena pendidikan rendah, tapi mereka tetap bekerja. Ini ada orang yang hanya berpangku tangan dan tiba-tiba minta THR," ungkapnya.

Meski kesal, Dedi tetap akan memberikan kompensasi kepada mantan pegawai tersebut dengan meminta nomor rekening mereka.

Namun, ia berharap mereka menyadari bahwa pemberian tersebut seharusnya diimbangi dengan sikap peduli terhadap sesama.

"Walau saya marah, tetap saya minta nomor rekening. Saya tuh pengennya dia punya empati ke rekannya yang menanam pohon. Saya marah bukan karena ditagih uang, bukan perkara uang, tapi soal apakah dia punya empati atau tidak," tegasnya.

Halaman
123

Berita Terkini