Citizen Jurnalism

OPINI: Mudik Sadar Sampah, Bukan Minim Sampah

Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MUDIK SADAR SAMPAH - (Foto kanan) Akademisi Komunikasi Lingkungan UIN Raden Fatah Dr. Yenrizal, M.Si penulis opini Mudik Sadar Sampah, Bukan Minim Sampah. (Foto kiri) Ilustrasi aktivitas mudik berisiko meningkatkan volume sampah.

Terbaik adalah, kampanye "Mudik Sadar Sampah". Tidak usah diminimkan sampah itu, karena memang kita akan selalu memproduksinya. Doronglah untuk selalu disiplin dan sadar. Sadar bahwa sampah masih jadi masalah di negara ini. Sadar bahwa jika sampah diperlakukan sembarangan, akan jadi masalah pada banyak hal. Sadar bahwa pemerintah belum bisa berbuat banyak, selain mengumpulkan sampah ke TPA. Sadar bahwa warga harus berpartisipasi untuk disiplin. 

Kesadaran itu saja sudah lebih dari cukup.

Apa yang dilakukan di Swedia adalah pendekatan teknologi dalam memanfaatkan sampah. Di Indonesia, sebenarnya ini sudah banyak dilakukan. Ada yang bisa mengolahnya menjadi energi, bahan daur ulang bernilai ekonomis, ataupun dijadikan sumber pupuk pertanian. Tetapi, hampir semuanya hanya begitu-begitu saja, tidak memberikan efek signifikan.

Menyelesaikan sampah di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, harusnya dimulai dengan kebijakan yang kuat dari pemerintah untuk memastikan pemanfaatan teknologi pada hilirisasi sampah. Langkah pertama, penyiapan semua infrastruktur, teknologi yang akan digunakan serta SDM yang akan menjalankan. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang memaksa semua pihak agar mensuplai sampahnya dengan cara tertentu. Selanjutnya, sistem akan berjalan dengan sendirinya. 

Indonesia akan sangat efektif memanfaatkan energi baru bersumber dari sampah, tanpa harus repot-repot lagi berurusan dengan tata kelola energi fosil. Tetapi ini hanya bisa dilakukan jika ada kebijakan formal dari pemerintah untuk memulai itu. Tentu butuh waktu, tapi jika tidak dimulai dari sekarang, ia akan pupus dimakan waktu dan kita selalu terbebani oleh sampah yang tak akan pernah habis.

Perencanaan jangka panjang sudah harus dilakukan oleh pemerintah, jika tidak masalah akan berulang. Teknologi yang sudah banyak dibuat seharusnya tidak mubazir, harus segera dieksekusi dan ditetapkan sebagai kebijakan nasional. Jika lebaran kali ini masih fokus pada pengurangan volume sampah, lebaran tahun depan harus sudah berbalik arah, menambah volume sampah dengan hilirisasi yang jelas.

===

Baca juga: OPINI: Semoga Kami Tak Perlu Lagi Mencari Pak Walikota

Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkini