Berita Muba

Bulan Ramadan, Puluhan Warga Binaan Lapas Sekayu Tadarus AL Quran Setiap Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TADARUS: Sejumlah warga binaan ketika melakukan Tadarus Al-Quran usai salat tarawih berjamaah di Lapas Sekayu, Jumat (7/3/2025).

TRIBUNSUMSEL.COM, SEKAYU – Ramadan selalu menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sekayu, suasana religius begitu terasa dengan berbagai kegiatan keagamaan dilakukan oleh warga binaan. 

Selain menjalankan ibadah puasa dan salat tarawih, mereka juga aktif mengikuti tadarus Alquran yang diadakan setiap hari di Masjid Darut Taubah, yang berada di dalam kompleks lapas.

Di masjid tersebut, puluhan warga binaan duduk bersila dalam barisan setengah lingkaran. Dengan khusyuk, mereka melantunkan ayat-ayat suci Alquran. 

Kepala Lapas Sekayu, Aris Sakuriyadi, menjelaskan bahwa kegiatan tadarus ini merupakan bagian dari program pembinaan spiritual bagi warga binaan. Selain meningkatkan pemahaman agama, kegiatan ini juga bertujuan untuk membentuk karakter mereka agar lebih baik saat kembali ke masyarakat.

“Kami ingin Ramadan ini menjadi momentum bagi warga binaan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Tadarus Alquran ini tidak hanya menjadi sarana memperdalam ilmu agama, tetapi juga sebagai refleksi diri agar mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik di masa mendatang,” ujarnya.

Dibawah bimbingan petugas dan ustaz yang ditugaskan khusus, warga binaan tidak hanya membaca Alquran, tetapi juga belajar memahami makna dari ayat-ayat yang mereka lantunkan. 

"Diskusi kecil sering terjadi, di mana mereka bertanya tentang tafsir atau makna dari ayat tertentu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jadi setelah ramadan ini warga binaan bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik,"harapnya.

Kegiatan tadarus ini juga menjadi sarana bagi warga binaan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Mereka yang lebih fasih dalam membaca Alquran membantu rekan-rekannya yang masih belajar, menciptakan suasana kebersamaan yang penuh dengan semangat persaudaraan.

“Setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah. Kami ingin Lapas Sekayu bukan hanya menjadi tempat menjalani hukuman, tetapi juga tempat untuk memperbaiki diri. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memulai perubahan itu,” tutupnya.

Salah satu warga binaan, yang enggan disebutkan namanya, mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini. Ia merasa Ramadan kali ini berbeda karena mendapatkan kesempatan untuk lebih mendalami agama dan merenungkan perbuatannya di masa lalu.

“Saya merasa tenang. Setiap membaca Alquran, saya merasa seperti sedang membersihkan hati dan pikiran saya. Saya berharap ketika keluar nanti, saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ungkapnya. (dho)

Berita Terkini