Seputar Islam

Bunyi Hadits Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Jangan Sampai Tahu, inilah Maksud dan Maknanya

Penulis: Lisma Noviani
Editor: Lisma Noviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAKNA HADITS -- Ilustrasi makna hadist tentang Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Jangan Sampai Tahu

TRIBUNSUMSEL.COM -- Terdapat sebuah hadits tentang hikmah memberi (sedekah) yang sangat baik untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hadits tersebut tentang tangan kanan memberi tangan kiri tidak tahu.

 Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah tersebut  berbunyi:

 ورجل تصدق بصدقة فاخفاها حتى لا تعلم شماله ما صنعت يمينه

Artinya:
 “Seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.”

Dalam hadits itu disebutkan bahwa ketika tangan kanan memberikan sedekah, tangan kiri tidak mengetahuinya. 

Apakah maknanya? Apakah ketika tangan kanan memberi tangan kiri dimasukkan ke dalam saku? 

Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam tausiahnya yang tayang di chanel Youtube miliknya, mengatakan maknanya bukanlah demikian. 

Tangan kiri dalam hadits tersebut dipahami sebagai perumpamaan orang lain. 


"Jadi bukan tangan kanan memberi tangan kiri disembunyikan, bukan. Hadits tersebut bermakna kiasan atau  perumpamaan," kata UAS.

Hadits tersebut menjelaskan sedekah yang paling baik adalah sedekah yang tidak diketahui orang lain. 

"Tujuannya apa? Supaya tidak riya... Ibadahnya tidak rusak karena riya atau pamer ingin dipuji orang," ujarnya.

Makna lain dari hadits tangan kanan memberi tangan kiri tidak mengetahuinya adalah, seperti dikutip dari laman nu.or.id tulisan Muhammad Isrom berjudul Reinterpretasi ‘Tangan Kanan’ dan ‘Tangan Kiri’ dalam Bersedekah.

Yang dimaksud dengan “tangan kanan” adalah perbuatan baik yang didorong oleh keinginan yang baik, yakni niat ikhlas beribadah  semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.

Inilah yang sering disebut dengan nafsul muthmainnah, yakni nafsu yang baik. Sedangkan “tangan kiri”  adalah simbol negatif berupa kejelekan yang didorong oleh keinginan yang jelek, seperti riya’, pamrih dan sombong. Inilah yang sering disebut dengan nafsul ammarah bis suu’, yakni nafsu yang jelek. 

Halaman
12

Berita Terkini