Bisikan itulah yang mendorongnya untuk turun ke lantai dasar guna mengambil sebilah pisau dapur.
Lalu ia kembali ke lantai dua, tepatnya di kamar tidur orangtuanya. Lalu, MA menikam ayahnya, APW (40), dan ibunya, AP (40), pada saat mereka sedang tidur.
Mendengar kejadian tersebut, RM (69), nenek pelaku, keluar dari kamar dan tak lama, pelaku pun langsung menikam neneknya.
”Itulah sebabnya, sang ayah dan nenek pelaku ditemukan meninggal di lantai dasar,” katanya.
AP selamat karena tusukan pelaku kemungkinan tidak mengenai organ vital.
”Ibunya sempat berteriak dan meminta tolong kepada tetangga,” ucap Gogo.
Hal ini berkesesuaian dengan keterangan saksi yang menyatakan bahwa AP keluar rumah untuk meminta pertolongan.
Sejumlah barang bukti disita, seperti pisau dapur yang digunakan MA untuk menikam ayah, ibu, dan neneknya serta pakaian dan seprai yang berlumuran darah.
Gogo menyebut, berdasarkan pengakuan MA, pembunuhan dilakukan saat semua penghuni rumah sedang tidur.
Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Ade Rahmat Idnal mengatakan, selama menjalani pemeriksaan, MA selalu menangis menyesali perbuatannya.
Meskipun demikian, proses hukum terhadapnya tetap berjalan, termasuk untuk memeriksa kondisi kejiwaan MA.
Dalam keterangan yang disampaikan para saksi, MA merupakan anak yang santun dan penurut, bahkan jauh dari kata temperamental.
Karena itu, untuk mengetahui motif MA melakukan perbuatan pidana, sejumlah pemeriksaan harus dilakukan, termasuk pemeriksaan kejiwaan.
Selain memeriksa MA, ucap Ade, penyidik juga berencana meminta keterangan sejumlah pihak, termasuk ibu pelaku yang juga menjadi korban dalam peristiwa ini.
”Jika kondisinya sudah membaik, tentu ibu pelaku yang juga korban akan diperiksa untuk dimintai keterangan,” kata Ade. (Kompas.id)
(*)