Anak pertamanya, Rajib, sudah menunggak SPP di pondok selama tiga bulan.
Tidak mengeluh, Umi dan Abi hanya meminta kepada pihak pondok untuk mengurangi jatah makan sang anak.
Hal itu agar putranya tetap diperbolehkan mondok selama Abi dan Umi mencari uang untuk membayar tunggakan SPP.
Saat didatangi Abi Fahira, keduanya pun menangis karena mendapat banyak sembako.
Keduanya tak menyangkan bahwa keikhlasannya mengajar mengaji justru membawanya pada rezeki tak terduga.
Bukan cuma sembako, mereka juga diberi uang untuk biaya mondok anak pertamanya.
"Umi katanya anaknya di pondok belum bayar SPP 3 bulan? Benar Abi?," tanya Abi Fahira.
Mendengar itu, Umi dan Abi pun hanya menunduk lalu mengangguk.
Kemudian Abi Fahira memberikan amplop berisi uang untuk biaya sang anak.
"Ini bayar anaknya, Rp 3,5 juta buat sekolah anaknya ya," kata Abi Fahira lagi.
Sontak Umi dan Abi pun langsung menangis tersedu-sedu.
"Jangan suruh anaknya makan 2 kali sehari, harus makan 3 kali sehari seperti teman-temannya ya," kata Abi Fahira.
(*)
Artikel ini sudah tayang di Tribunnewsbogor.com dengan judul 10 Tahun Mengajar Tanpa Minta Upah Sepeser Pun, Guru Ngaji di Bogor Nangis Anaknya Belum Bayar SPP