TRIBUNSUMSEL.COM, KAYU AGUNG -- Untuk memaksimalkan usaha ternak ikan lele di Desa Bangsal, Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel.
Perangkat desa dan masyarakat setempat memanfaatkan ulat maggot yang tinggi protein sebagai sumber pakan hewan ternak.
Salah seorang perangkat Desa Bangsal, Akmal yang juga sebagai penanggung jawab unit ulat maggot menyebut budidaya ulat maggot di Desa Bangsal sudah ada sejak tahun 2017 silam.
"Pada awalanya kami budidaya ikan, namun terkendala biaya pakan ikan yang semakin hari semakin mahal jadi solusinya pakai maggot. Dengan memanfaatkan limbah sayur bekas dari pakan kerbau sebagai sumber makanan bagi maggot," katanya saat diwawancarai Tribunsumsel.com pada Rabu (6/11/2024) sore.
Selain dimanfaatkan sebagai pakan ikan, maggot dapat juga dijadikan pakan bagi peternak bebek atau pun ayam karena kandungan protein yang tinggi dari maggot berfungsi mempercepat pertumbuhan hewan ternak dari sumber makanan yang lebih alami.
"Protein ulat maggot besarnya 60 persen dan semisal pertumbuhan ikan lele kalau diberi pakan buatan pabrik membutuhkan waktu pertumbuhan dua bulan setengah hingga tiga bulan,"
"Sedangkan dengan pakan maggot pertumbuhan lele hanya membutuhkan waktu satu bulan setengah saja sampai ikan lele dipanen atau dijual," terangnya.
Teruntuk hasil panen ulat maggot sendiri, Akmal menyebut tergantung dari sumber makanan maggot, limbah sayur bekas dapat mempercepat pertumbuhan maggot.
"Paling banyak panen ulat maggot dalam sehari sekitar 15-20 kilogram, dan ini sudah mencukupi kebutuhan kita dalam memelihara ikan lele," ujarnya.
Baca juga: Kebakaran Kandang Ayam di OKU Timur, 9 Ribu Anak Ayam Mati Hingga Rumah Penjaga Ternak Ikut Hangus
Baca juga: Seharian Listrik Padam di Ogan Ilir, Warga Keluhkan Sinyal HP Hilang Hingga Ribuan Ayam Ternak Mati
Sementara itu Akmal mengatakan jika pemeliharaan ulat maggot sangat mudah, hanya panen telur dikasih pakan dedak yang diberi air tiap hari dengan sirkulasi umur maggot hanya 18 hari dari telur, penetasan telur, sampai panen.
"Jadi asal mula ulat maggot ini hasil perkawinan lalat BSF (Black Soldier Fly) antara yang jantan dan betina. Setelah perkawinan, lalat jantan akan mati dan lalat betina akan bertelur,"
Masih kata Akmal, akan tetapi setelah lalat betina bertelur, lalat betina tersebut juga akan mati.
"Dimulai dari 10 hari sejak telur keluar dari lalat betina, telur akan menetas dan menghasilkan larva-larva kecil sebagai cikal bakal ulat maggot," ucapnya.
Ia menambahkan jika selama ini budidaya ulat maggot hanya untuk di produksi sendiri sebagai pakan ikan lele dan ternak lainnya dikarenakan sumber makanan ulat maggot yaitu berupa limbah sayur yang masih terbatas.
"Selama ini sumber makanan ulat maggot masih berasal dari dedak yang membuat pertumbuhannya kurang banyak dan stok limbah sayur terbatas,"
"Maka ke depan, kami berencana akan mengambil sampah sayur bekas dari pasar induk Palembang, supaya produksi ulat maggot lebih cepat dan lebih banyak dan meningkatkan hasil panen serta dapat memperluas produksi ulat maggot hingga penjualannya," jelasnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com