Berita Palembang

Bebas Antrean Panjang, BBM Rendah Emisi Masih Jadi Pilihan Konsumen

Penulis: Linda Trisnawati
Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa Pengendara Mengisi BBM non subsidi di SPBU Coco Plaju beberapa waktu lalu

Sama halnya dengan Alex, seorang pengemudi ojek online di Palembang bernama Susanto mengatakan lebih memilih Pertamax dibanding BBM subsidi.

Hal itu karena selisih harganya tak begitu jauh, yakni Rp 12.400 per liter.

“Kalau mau isi BBM subsidi kan harus antre panjang mau di SPBU manapun pasti sama. Sedangkan kalau BBM non subsidi antrean nya tidak banyak, jadi saya bisa lebih gesit untuk melanjutkan kerja. Kalau ojek online ini, waktu adalah hal berharga,” katanya.

Selain efisiensi waktu, menggunakan BBM non subsidi juga berdampak besar bagi kendaraannya. Sebab, kualitas BBM tersebut lebih baik, sehingga performa kendaraannya lebih terjaga.

“Menurut saya ada beda antara dua BBM ini. Jadi yang dulu saya pakai BBM subsidi, sudah 5 bulan belakang ini saya beralih jadi Pertamax. Ini juga berkat edukasi dari sesama rekan-rekan saya,” kata dia.

Sementara itu, Sopir angkutan salah satu toko bangunan di Plaju Juki mengatakan, dirinya membawa kendaraan pengangkut semen dan batu bata. Ia memilih mengisi BBM jenis Dexlite setiap harinya di SPBU tersebut.

“Saya selalu mengisi Dexlite di sini. Ini karena perintah dari bos, karena bos maunya cepat. Kalau mengisi BBM subsidi Solar, pasti harus mencari lokasi SPBU yang menjual Solar dan itu pun pasti antriannya lama,” kata dia.

Pihaknya memilih mengisi Dexlite di SPBU itu karena dekat dari toko bangunan tempatnya bekerja.

“Toko kami tak jauh dari sini. Jadi lebih dekat dan efisien waktu saja. Sekali isi, bisa capai Rp 300 ribu sampai tangki mobil ini penuh,” katanya.

Sementara itu Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan, saat ini masyarakat Sumsel sudah banyak yang beralih menggunakan BBM non subsidi.

Menurutnya, BBM non subsidi diperuntukkan bagi konsumen yang mampu dan ingin lebih mengefisiensi waktunya. Selain itu, masyarakat juga sadar bahwa jenis kendaraan yang mereka miliki membutuhkan BBM dengan kadar oktan yang tinggi atau kandungan sulfur yang rendah. 

“Pertimbangannya, untuk menjaga performa dan daya tahan mesin kendaraannya. Jadi memakai BBM non subsidi adalah pilihan yang tepat,” kata Nikho

Nikho menerangkan kuantitas pemakaian BBM non subsidi memang meningkat. Berdasarkan data, realisasi harian per 17 Oktober di Sumsel, konsumsi Pertamax mencapai 6.575 kilo liter, Pertamax Turbo 16 kilo liter. Sementara konsumsi Dexlite tercatat 86 kilo liter dan Pertamina Dex mencapai 21 kilo liter.

“Untuk mendukung konsumsi tersebut, saat ini di Sumsel sudah ada 146 SPBU yang menyebar luas. Agar lebih memberikan pelayanan optimal kepada konsumen, kami sudah menyediakan layanan karpet merah di 76 SPBU,” kata dia.

Ia berharap ke depan akan semakin banyak masyarakat yang sadar dan beralih menggunakan BBM non subsidi untuk kendaraannya. Hal ini juga terus disosialisasikan pihaknya secara kontinu.

Halaman
123

Berita Terkini