Setelah memikirkan caranya agar bisa berangkat umrah bersama, muncul ide untuk membuka tabungan haji untuk warga Desa Genukwatu.
Khususnya, bagi para warga yang sering mengikuti rombongan ziarah Walisongo.
Ide untuk membuka tabungan haji dan umrah ini terinspirasi dari penggalian dan pengelolaan dana santunan anak yatim.
Pengelolaan dana itu sudah berlangsung sejak 2012 di Desa Genukwatu.
Sudirman menuturkan, donasi dari warga setiap bulan bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp12 juta.
Baca juga: VIDEO Aksi Kejar-kejaran Polisi Tangkap Pencuri Ban Serep di Tol Cipali, Bak Adegan Film
Baca juga: Kisah Pilu Kakek Komar Tukang Sol Sepatu Jalan Kaki Depok-Bogor Bertahan Hidup, Cuma Dapat 20 Ribu
Kemudian, donasi tersebut disalurkan kepada anak yatim secara tunai dan ditabung atas nama anak yatim penerima santunan.
"Itu sudah berjalan bertahun-tahun. Nah, dari situ muncul inspirasi, kalau uang dikumpulkan sedikit demi sedikit, nantinya akan menjadi banyak," kata Sudirman.
"Waktu itu kemudian terpikir, bagaimana kalau kita menabung Rp 10.000 perhari. Kalau rutin setiap hari, hitungannya setelah 5 tahun pasti sudah banyak," lanjut dia.
Mimpi Terwujud
Pada Tahun 2018, pembukaan tabungan haji dan umrah kemudian diwujudkan bersama-sama dengan pengurus ranting NU Desa Genukwatu.
Saat dibuka, kata Sudirman, ada 200 orang yang ikut membuka tabungan haji dan umrah.
Pembukaan besaran tabungan, kata Sudirman, sangat bervariasi. Ada yang membuka dengan jumlah Rp 10.000, Rp 200.000, hingga Rp 500.000.
"Jumlahnya tidak kita batasi, berapapun diterima. Karena memang pikiran kita dari awal, kalau rutin Rp 10.000 per hari, maka satu bulan ketemu Rp 300.000," ungkap Sudirman.
"Dari Rp 10.000 perhari, akan ketemu berapa setelah lima tahun? Pasti sudah banyak kan. Ternyata, setelah berjalan 3 tahun, banyak yang merasa perlu menambah jumlah tabungan agar bisa cepat berangkat," lanjut dia.
Hingga akhirnya, lanjut Sudirman, pemberangkatan rombongan jamaah umrah dari Desa Genukwatu pertama berlangsung pada September 2023 dengan 55 orang.