Kritik terhadap Efektivitas Debat
Meski debat sering dianggap penting, banyak pula yang meragukan efektivitasnya dalam mempengaruhi preferensi pemilih.
Penilaian yang dilakukan oleh Benoit (2014) menemukan bahwa dalam banyak kasus, pemilih yang sudah memiliki afiliasi politik cenderung tidak mengubah pilihan mereka, meskipun setelah menonton debat.
Ini menunjukkan bahwa debat tidak selalu berhasil mengubah preferensi politik yang sudah terbentuk sebelumnya.
Pemilih sering kali mendukung kandidat favorit mereka terlepas dari performa kandidat tersebut dalam debat.
Selain itu, kritikan lain yang muncul adalah fokus debat yang terkadang lebih pada gaya komunikasi ketimbang substansi.
Iyengar et al. (2012) menyoroti bahwa debat politik modern sering kali lebih menekankan pada penampilan dan retorika, di mana kandidat yang fasih berbicara dan tampil percaya diri dapat memenangkan simpati pemilih, meskipun kebijakan yang mereka tawarkan kurang mendalam.
Hal ini menimbulkan risiko bahwa debat bisa beralih menjadi ajang adu retorika kosong, yang membuat kandidat yang kurang memiliki substansi tapi lebih pandai berbicara tampak lebih unggul.
Debat sebagai Mekanisme Transparansi dan Akuntabilitas
Namun terlepas dari kritik yang ada, debat kandidat tetap menjadi salah satu sarana yang penting dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemilu.
McKinney (2005) menegaskan bahwa debat politik dapat memperkuat kualitas kampanye dengan mendorong kandidat untuk bersaing berdasarkan gagasan dan program kerja, daripada sekadar mengandalkan kampanye negatif atau serangan personal.
Dalam konteks pilkada, di mana calon pemimpin sering kali memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan daerah yang sangat menentukan kesejahteraan masyarakat, penting bagi pemilih untuk melihat dan mendengar langsung bagaimana kandidat menjelaskan kebijakan mereka secara komprehensif.
Debat juga berfungsi sebagai cara bagi public untuk memeriksa janji-janji politik kandidat.
Pemilih dapat mempertanyakan kepraktisan kebijakan yang dijanjikan serta melihat apakah kandidat memiliki wawasan yang mendalam mengenai isu-isu lokal.
Dalam hal ini, debat menjadi alat untuk memastikan bahwa kandidat memiliki rencana yang realistis, bukan sekadar janji manis yang sulit diwujudkan.