TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap pekerjaan terakhir Ruslan Maralen Situngkir (61) sebelum tewas dibunuh oleh istrinya Tiromsi Sitanggang (57), seorang dosen di Medan.
Sebelumnya, saat ditangkap Tiromsi Sitanggang membantah telah melakukan pembunuhan terhadap suaminya.
Tiromsi Sitanggang mengaku selama menikah dengan suaminya, dialah yang selalu berkorban dalam rumah tangganya.
Baca juga: Tabiat Tiromsi Sitanggang Dosen Diduga Bunuh Suami di Medan, Punya Sifat Tempramental, Sempat Ribut
Pasalnya, Ruslan sang suami tak pernah memberikan nafkah kepadannya.
Lantas apa pekerjaan Ruslan?
Warga sekitar tempat tinggal di Jalan Gaperta, Kecamatan Helvetia, Medan mengungkapkan keseharian keluarga Ruslan dan Tiromsi.
Korban dikenal sosok yang ramah dengan para tetangga dan mudah bergaul.
Sebelumnya, Ruslan sempat membuka usaha bengkel di dekat rumahnya.
"Tapi kalau bapak (korban) itu ramah. Suaminya itu stroke, dulu sempat buka bengkel di situ, ibu itu memang kurang bergaul," ungkap seorang warga, Mariana Lubis kepada Tribunmedan.com, Rabu, (18/9/2024).
Sebaliknya, pelaku justru dikenal sebagai orang yang kurang bergaul dan tidak ramah dengan para tetangga sekitar.
Sejak tinggal di sana 20 tahun, antara pelaku dan korban memiliki hubungan yang kurang harmonis dan sering cekcok.
"Orangnya (pelaku) memang sedikit tempramental. Karena dia orangnya agak keras dia, sama anak dan suaminya juga, mereka nggak harmonis hubungannya," kata Mariana.
Baca juga: Biar Tuhan yang Bicara Curhat Tiromsi Dosen di Medan Bantah Bunuh Suami, Klaim Merawat saat Sakit
Warga baru mengetahui bahwa setelah kematian korban pihak asuransi sempat datang dan menanyakan kepada warga terkait kronologis kejadian kecelakaan yang menimpa korban.
"Korban ini baru tiga bulan didaftarkan asuransi, makanya setelah kejadian orang asuransi sempat datang untuk nyari tahu apa memang benar korban tewas kerena kecelakaan," katanya.
Terkait kabar soal kecelakaan pun sempat menjadi simpang siur di tengah masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.
Alhasil para warga menanyakan kepada anak angkatnya yang juga berada di rumah.
"Anaknya sempat cerita sebelum korban meninggal, mereka (korban/pelaku) sempat ribut besar dari sore sampai malam,"
Pasalnya, dari keterangan sejumlah warga, tidak ada yang melihat peristiwa kecelakaan yang menyebabkan tewasanya korban.
Salah satu warga membantu mengantarkan korban ke rumah sakit mengatakan bahwa saat itu korban diduga sudah meninggal dunia.
"Waktu istirnya bilang kalau korban kecelakaan, posisi korban di dalam rumah. Lalu ada warga bernama Zulkarnain yang membawa ke rumah sakit, katanya tubuh korban sudah dingin, tidak bernyawa lagi," ucapnya.
Lalu selang beberapa jam kemudian, warga mendapatkan kabar dari istrinya bahwa korban meninggal dunia dalam kecelakaan di depan rumahnya.
"Ada sepupu saya ngantar anaknya sekolah jam 08.00 WIB, lewat di depan rumahnya, bapak itu lagi nyapu. Lalu jam 11.00 WIB dapat kabar bapak itu meninggal kecelakaan," sebutnya.
Ia mengatakan, setelah kejadian itu pihak kepolisian sempat datang ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP.
Hingga akhirnya, warga syok mengetahui kabar bahwa Tiromsi ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka, atas kasus tewasnya korban.
"Kami tahu dia sudah ditangkap dari berita, pernah kemarin itu ditangkap setelah itu dilepasin mungkin nggak cukup bukti," ucapnya.
Tiromsi Bantah Bunuh Suami
Saat konferensi pers di Polsek Helvitia, Kota Medan, Tiromsi berkali-kali mencurahkan kekecewaannya atas tuduhan membunuh suaminya.
Terlbih, Tiromsi lah yang membantu membiayai anak dari diduga perselingkuhan suaminya.
"Suami sakit-sakitan, saya rawat. Bahkan anak dari hasil hubungan gelapnya saya besarkan. Keluarganya yang mau sekolah perawatan saya bantu," ungkap Tiromsi, dilansir dari Tribunmedan.com, pada Selasa (17/9/2024).
"Suami saya tak pernah menafkahi saya, sebutir beras pun. Tapi karena saya yang takut akan Tuhan. Saya sampai S3 di sekolahkan dan makan pakai uang negara ini," bebernya.
"(Meski begitu) saya sangat mencintai suami saya. Saya tidak membunuhnya," ungkap dia.
Ia kecewa karena ditetapkan sebagai tersangka.
Tiromsi pun menyinggung soal karma setelah dirinya kini dituduh jadi pembunuh suaminya sendiri.
"Saya sangat kecewa. Apa yang menjadi mensrea-nya (niat jahat) kalau dibilang saya ikut membunuh. Demi Tuhan, saya tidak membunuh," ucap ibu yang sehari-hari bekerja sebagai notaris dan dosen di Medan.
Ia juga menyebut bahwa di umur yang sudah menginjak 60 tahun ini, tak ada lagi pertengkaran di rumah tangganya.
"Kalau itu (pembunuhan) biarlah penyidik dan Tuhan yang berbicara, karma akan ada. Kalau saya ada, saya akui. Kalau usia menjelang 60-an dari segi apapun tak ada lagi masa bertengkar," tandasnya.
Skenario Korban Tewas Kecelakaan
Kasus tersebut terungkap saat polisi menerima informasi korban menjadi korban kecelakaan dan dibawa ke RS Advent Medan.
Tiromsi diduga merancang skenario pembunuhan suaminya seolah tewas karena kecelakaan.
Hal itu bermula ketika korban dilaporkan meninggal dunia karena kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit.
Petugas yang mendapat laporan pun melakukan pengecekan di lokasi kejadian.
Namun, petugas kepolisian tak menemukan adanya bekas kecelakaan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Polsek Helvetia Alexander Putra pada Selasa (17/9/2024).
"Setelah dicek ke lokasi, warga sekitar tidak mendapati adanya kecelakaan," ucap Alex.
Karena merasa janggal, polisi kemudian melakukan otopsi pada jasad korban.
Namun pelaku menolak dan membawa jenazah suaminya ke Kabupaten Dairi untuk dimakamkam.
"Meski begitu, penyelidikan tetap dilakukan. Kami melakukan ekshumasi. Hasil otopsinya, korban alami luka akibat benda tumpul di beberapa bagian tubuh, seperti kepala, wajah, dan kelamin," ungkapnya.
Adik kandung korban pun menemukan kejanggalan, karena saat jasad Rusman Maralen hendak dikebumikan ditemukan tanda kekerasan.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan di kediaman korban.
Di dalam rumahnya, petugas melihat adanya jejak darah dan setelah dilakukan pemeriksaan ternyata darah tersebut merupakan darah korban.
Hasil autopsi terhadap korban, ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.
Polisi kemudian mengamankan perempuan yang juga berprofesi sebagai notaris itu pada Sabtu (14/9/2024).
Saat ditangkap, Tiromsi membantah telah membunuh suaminya.
"Untuk motif masih didalami karena pelaku belum mengaku. Tapi kami duga juga ada pelaku lain yang saat ini sedang diselidiki," sebutnya.
Menurutnya Tiromsi adalah dosen di salah satu kampus di Medan.
"Pekerjaan pelaku notaris dan dosen di salah satu universitas di Medan," sambungnya.
Tiromsi Sitanggang (57), dosen di Medan, Sumut kini terancam hukuman mati setelah diduga membunuh suaminya, Ruslan Maralen Situngkir.
Diketahui, aksi pembunuhan tersebut terjadi di Kecamatan Helvetia, Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut) pada 22 Maret 2024.
Kini Tiromsi Sitanggang ditahan di Polsek Helvetia.
Ia dikenakan Pasal 340 subs Pasal 338 subs Pasal 351 ayat 3 dengan ancaman hukuman pidana mati atau sekurang-kurangnya 20 tahun penjara.
Hal itu diungkap oleh Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang.
"Pelaku yang merupakan istri korban ini sudah kita tetapkan sebagai tersangka," kata Alex, Selasa (17/9/2024).
"Ancaman hukuman pidana mati atau hukuman 20 tahun penjara," tambah Alex.
Ia menjelaskan bahwa, saat ini motif kasus pembunuhan yang dilakukan pelaku yang juga merupakan seorang notaris ini belum terungkap.
"Untuk motif masih kami dalami, karena sampai sekarang pelaku belum mengakui perbuatannya. Tapi kami berkeyakinan dengan bukti-bukti dan hasil olah TKP yang kami temukan," sebutnya.
Alex menyampaikan, pihaknya juga masih melakukan penyelidikan terkait adanya dugaan pelaku lain dalam kasus pembunuhan tersebut.
"Masih kami selidiki (pakai apa dianiaya). Masih ada satu lagi dugaan kami pelakunya, tapi belum ditemukan," kata Alex.
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com