Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Suryana (64), suami Nimih (63), wisatawan yang tewas saat terjebak macet 10 jam di Puncak Bogorpada, Minggu (15/9/2024) lalu, mengenang hari terakhir sang istri sebelum tewas.
Suryana menceritakan jika sebelumnya sang istri masih beraktivitas dan sempat memasak sebelum pergi wisata religi ke Makam Kramat Empang Bogor dan berkunjung ke Gunung Mas.
Tak disangka, masakan itu adalah masakan sang istri untuk dirinya.
Baca juga: VIDEO - Kronologi Wisatawan Meninggal Terjebak Macet di Puncak Bogor, Korban Tiba-tiba Sesak Napas
Nimih yang merupakan warga Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur dalam keadaan sehat karena masih dapat memasak seperti biasa.
Suryana mengatakan selama puluhan tahun hidup berumah tangga, mendiang istrinya tidak memiliki riwayat asma dan darah tinggi sebagaimana dikabarkan.
"Saya berumah tangga sama almarhumah sudah 48 tahun, bukan sombong bukan apa dia enggak pernah sakit lama. Entah seminggu, entah sebulan belum pernah," kata Suryana.
"Makannya ada berita itu kok istri saya tahu-tahu dikabarkan ada (menderita) asma atau apa. Kok bisa-bisanya, berarti kan namanya omongan bisa nambah-nambah," ujarnya, Selasa (17/9/2024) dilansir dari Tribun Jakarta.
Semasa hidup Nimih hanya menderita penyakit ringan, seperti mengalami sakit kepala atau pusing, dan selalu pulih hanya dalam waktu singkat.
Meski menyesalkan, Suryana menuturkan pihak keluarga tidak menyalahkan pihak manapun atas beredarnya kabar bahwa Nimih meninggal karena menderita penyakit asma dan darah tinggi.
Bagi pihak keluarga, hal terpenting adalah jenazah Nimih sudah dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Bambu Apus pada Senin (16/9/2024) sekira pukul 10.00 WIB.
"Cuman di samping menyesalkan kita maklum juga namanya orang, apalagi orang kalau ingin tenar bisa saja kan mengeluarkan kata-kata. Saya juga merasa kecewa," pungkasnya.
Evakuasi Jenazah Makan Waktu 6 Jam
Anak ketiga Nimih, Suryati (36) mengatakan setelah sang ibunda meninggal sekira pukul 19.00 WIB di area parkir Gunung Mas jenazah tidak langsung dievakuasi karena terkendala kemacetan.
Meski sudah melapor ke petugas di sekitar lokasi, tapi mobil jenazah yang hendak digunakan untuk mengevakuasi jasad Nimih tidak kunjung tiba karena terjebak kemacetan panjang.