Berita UMKM

Tanam Cabai dan Melon Secara Tumpang Sari, Petani di Musi Rawas Sukses Untung Besar

Penulis: Eko Mustiawan
Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Narno, merupakan petani di Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas saat panen melon.

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Tumpang sari adalah salah satu metode tanam yang biasa dilakukan oleh masyarakat dengan menanam dua jenis tanaman di satu lahan dengan cara bersamaan.

Namun, tak banyak masyarakat yang menggunakan metode tersebut, termasuk di Kabupaten Musi Rawas (Mura).

Narno, petani di Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas adalah salah satu contoh petani yang menggunakan metode tumpang sari, untuk menanam cabai dan melon.

Hal tersebut dilakukan, karena keterbatasan lahan yang dimilikinya. Namun, siapa sangka dengan metode tumpang sari, justru membuat Narno meraup untung yang cukup besar. 

Dijelaskan Narno, bahwa dirinya lebih dari 6 tahun berkecimpung di tanaman palawija, namun untuk menggunakan motode tumpang sari baru dilakukannya beberapa tahun terkahir. 

"Awalnya, tanam cabai semua lahan ini," kata Narno kepada Sripoku com, Kamis (12/09/2024) di ladangnya.

Dikatakan Narno, butuh modal yang besar untuk menanam cabai.

Hingga akhirnya, dirinya mencoba menggunakan metode tumpang sari, yakni dengan menanam dua jenis tanaman di satu areal lahan. 

"Awalnya coba-coba tanam dua jenis tanaman di satu lahan, yakni cabai dan melon," ucapnya.

Namun, hasilnya cukup memuaskan.

Hingga akhirnya, sampai hari ini dirinya terus menggunakan motode tersebut. 

"Hasil Alhamdulillah, untuk menutupi biaya penanaman cabai. Karena kalau nanam cabai itu biayanya cukup besar," ungkapnya.

Baca juga: Nekat Ubah Sawah Jadi Kebun Sayur Gambas, Petani di Musi Rawas Malah Untung Berkali-kali Lipat

Baca juga: Tak Digerus Zaman, Tungku Tanah Liat Masih Eksis di Musi Rawas, Dijual Hingga Luar Daerah

Dilahan seluas kurang lebih setengah hektar tersebut, Narno mampu menghasilkan melon kurang lebih 3 ton dari 1.000 batang yang ditanamnya. 

Sedangkan untuk tanaman cabainya bisa menghasilkan kurang lebih 300 Kg sekali panen.

Hanya saja, saat ini tanaman cabainya belum panen, karena belum waktunya.

"Kalau melonnya sudah panen, kalau cabainya belum. Tapi, karena kemarin musim panen, jadi panen melonnya tidak maksimal, mungkin hanya dapat 3 ton saja ini," ungkapnya.

Hanya saja, di musim kemarau ini, justru berdampak pada harga melon yang mengalami kenaikan.

Saat ini per kilogramnya mencapai Rp7.000, dari harga sebelumnya hanya Rp6.000 sampai Rp6.500. 

"Jenis melon yang saya pilih adalah jenis melon Boomber. Buahnya maksimal bisa sampai 3 kg ber buahnya," jelasnya.

Dipilihnya jenis melon tersebut masih kata Narno, karena mudah perawatannya dan buahnya yang super jumbo, serta permintaan pasar yang cukup tinggi. 

"Mudah-mudahan jualnya, biasanya langsung diambil pengepul, nanti dibawa ke Lubuklinggau, kemudian ke Palembang dan daerah lainnya," ungkapnya.

Lebih lanjut Narno juga menjelaskan, masa panen melon jenis tersebut, juga lebih cepat yakni hanya 2 bulan dari mulai tanam. Untuk satu batang bisa sampai 4 buah. 

"Kalau melon ini cepat panennya, hanya 2 bulan. Tapi kalau cabai harus 3 bulan. Jadi, sambil menunggu panen cabai, bisa panen melon dulu," tutupnya.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

 

 

Berita Terkini