TRIBUNSUMSEL.COM,KARANGANYAR- Dari corong pelantang, seorang perwira TNI Angkatan Udara memperkenalkan jenis-jenis halang rintang yang merupakan menu latihan dasar para prajurit siswa yang menempuh pendidikan di Skadron Pendidikan (Skadik) Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarmo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
“Ini adalah balok rendah, cara melewatinya lari kecil, lalu melompat kecil untuk melewatinya,” kata Lettu Lek Herry Supriyono kepada 40 lebih peserta warga sipil yang berkesempatan mendapatkan pelatihan halang-rintang dari TNI Angkatan Udara.
Lettu Herry, yang sehari-hari berdinas sebagai Komandan Elemen 1 Flight A Skadik 403 Lanud Adi Soemarmo, kemudian memperkenalkan rintangan lainnya yang semakin sulit untuk dilewati, di antaranya balok jenjang panjatan condong, tembok tinggi, parit dua, jenjang bertingkat, kawat berduri, merayap, jenjang panjatan tegak, dinding betolot, jembatan goyang, kandang gajah, parit lebar, dan terakhir tali ayunan.
Para peserta, setelah memperhatikan instruksi pelatih, pun mencoba melewati rintangan-rintangan itu.
Beberapa dari mereka ada yang dapat melewati satu per satu rintangan tersebut, tetapi tak sedikit pula yang kesulitan bahkan sampai terjungkal.
Achmet Fardiansyah, yang sehari-hari bekerja sebagai jurnalis, pun mengaku tak mudah melewati rintangan-rintangan yang merupakan menu latihan ketangkasan prajurit TNI AU.
“Tadi saya lihat awalnya mudah, tetapi ternyata butuh posisi tubuh yang tepat untuk mendarat, karena jika salah dapat berisiko cedera,” kata Achmet saat ditemui selepas mengikuti latihan halang-rintang itu.
Achmet sempat tak memperhatikan dengan baik instruksi pelatih, termasuk posisi tubuh saat hendak turun dari ketinggian.
Alhasil, dia pun terjungkal saat turun dari rintangan parit.
Untuk mengurangi risiko cedera, pelatih sebelum kegiatan memperlihatkan kepada peserta tubuh yang tepat untuk turun dari atas ketinggian, yaitu merentangkan satu kaki sambil menurunkan tubuh seperti hendak berjongkok lalu melompat ke bawah.
Alhasil saat turun, para peserta dapat turun dengan aman di atas landasan pasir.
Olive Ferari, yang merupakan salah seorang peserta perempuan, juga mengakui latihan ketangkasan prajurit itu tak mudah untuk dilewati.
Dia pun kemudian mulai memahami betapa kerasnya gemblengan yang diterima para prajurit siswa sebelum akhirnya mereka berdinas di satuan.
“Ternyata benar-benar keras latihan prajurit. Saya ini langsung pegal-pegal kaki dan tangan setelah ikut tadi, apalagi untuk melewati rintangan kawat berduri. Harus benar-benar merayap dan semua anggota tubuh bergerak agar tidak kena kawat,” kata Olive.
Modal ketangkasan prajurit