TRIBUNSUMSEL.COM - Eks Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno menduga bahwa tewasnya Vina Cirebon karena dibunuh bukan kecelakaan.
Oegroseno juga mencium kejanggalan dalam kasus Vina Cirebon dan Eky.
Termasuk dia menyoroti kenapa para pelaku memindahkan korban berpindah-pindah dari satu TKP ke TKP lainnya.
Menurutnya, alur kematian Vina dan Eky seperti di rekayasa.
Kendati begitu, ia menduga bahwa kematian Vina Cirebon dan Eki berkaitan dengan profesi Iptu Rudiana sebagai polisi.
Oegroseno meminta bukti komunikasi antara pelaku dibuka untuk membuktikan peristiwa pembunuhan tersebut.
"Ada berita komunikasi juga yang jam berapa masih bisa komunikasi. Jadi kelihatannya tidak dilakukan pengadangan, seperti cerita yang dikarang-karang itu. Tapi, mereka (para pelaku) diundang kumpul kemudian terjadi peristiwa (pembunuhan) itu," ujar Oegroseno seperti dikutip dari Official iNews, yang tayang pada Senin (5/8/2024).
Selain itu, ia juga menyoroti aksi para pelaku yang disebut memindahkan korban dari satu TKP ke TKP lain.
"Ya sekarang kalau TKP orang dibunuh di satu tempat kemudian dipindahkan ke jalan layang. Kalau sudah dibunuh di kebun, ya udah taruh situ aja, kenapa harus dipindah lagi ke jalan layang. Kalau itu TKP di dalam gedung atau rumah, kemungkinan dipindah ke jalan layang lebih besar. Tapi, kalau sudah di kebun ya dibiarin aja di sana," jelasnya.
Baca juga: Bantah Aniaya Terpidana, Susno Duadji Kini Yakin Iptu Rudiana Tak Rekayasa Kasus Vina: Dia Korban
Nalurinya mengatakan bahwa TKP pembunuhan Vina dan Eky bertambah satu, menjadi total empat TKP.
Diketahui sesuai dengan isi putusan, ada tiga TKP dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon.
TKP pertama terjadi Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.
Selanjutnya, TKP pelemparan batu dan pengejaran di Jalan Perjuangan.
Terakhir, TKP pembunuhan dan rudapaksa di belakang showroom mobil, atau seberang SMPN 11 Cirebon, Majasem, Kesambi.
Namun, Oegroseno menambahkan satu TKP lagi.