Menariknya, Dedi Mulyadi lantas menyinggung soal saksi yang berbohong.
"Semoga yang berbohong dalam kesaksiannya nanti bisa ditunjukan kebohongannya," katanya.
"Terimakasih untuk semuanya para netizen dan seluruh rakyat Indonesia yang terus memberikan support, dukungan dan doa terimakasih semoga kita semuanya diberikan jalan kemulian dan kebaikan dalam hidup," tutupnya.
Dedi Mulyadi Sebut Kesaksian Sudirman Soal 3 DPO Kasus Vina Cirebon Palsu
Sebelumnya, Dedi Mulyadi menduga pengakuan Sudirman satu dari tiga DPO kasus pembunuhan Vina dan Eky Cirebon tahun 2016 palsu, hanya merupakan karangan semata.
Sehingga 3 DPO tersebut, menurut Dedi tak bakal ditemukan sampai kapanpun karena memang tak nyata.
"Saya menyatakan jangan lagi kita mencari 3 DPO, karena sampai kiamat pun tidak akan pernah bisa ditemukan. 3 DPO itu hasil karya ilmiahnya Sudirman," kata Dedi Mulyadi dikutip tribuncirebon.com dari Tiktok @kangdedimulyadi, Kamis (11/7//2024), dilansir dari Tribun Cirebon.
Dia mengatakan, sekenario pelaku pembunuhan dan pemerkosaan yang berjumlah orang itu berawal dari kesurupan nya Linda (Sosok yang disebut sebagai teman Vina) yang pada akhirnya direkam oleh kakaknya Vina dan diberikan kepada Rudiana (Ayah Eky).
Sehingga, Rudiana memiliki asumsi bahwa anaknya dan Vina dibunuh oleh 11 orang yang berdampak pada penangkapan.
Dedi menjelaskan, 8 orang terdakwa kasus Vina Cirebon kini mendekam di penjara yang satu orang lagi sudah bebas yaitu Saka Tatal yang usianya di bawah umur.
"Dari ke delapan orang itu 7 orang berkawan yaitu mereka yang biasa tinggal di RT dan RW yang dekat SMP 11. Kemudian 1 orang lagi Rivaldi atau Ucil itu dari tempat lain yang mengenal terhadap 7 orang itu. Dan Dia ditangkap sesungguhnya di Polsek karena kasus membawa senjata tajam,"
"Senjata tajam yang dibawa sebenarnya Mandau. Kemudian di pengadilan senjata itu dikasih nama adalah Samurai saya enggak tahu kok apara penyidik, Jaksa dan hakim tidak bisa membedakan mana Samurai mana Mandau, yang satu ada produk Dayak Kalimantan yang satu produk Jepang," jelas Dedi Mulyadi.
Ketiga orang yang dinyatakan DPO, lanjut Dedi Mulyadi, itu hasil pengakuannya dari Sudirman.
Menurutnya, sosok Sudirman itu dari sisi intelektual diragukan kemampuannya.
"Karena dia sekolah SD nya saja baru lulus umur 17 tahun tidak naiknya 4 kali. Pernyataannya saya yakin berubah-ubah dan itu bersifat imajinatif atau fiksi. Dari cara berpikirnya mungkin karena rasa takut atau karena aspek-aspek lain. Sehingga, ketiga orang itu disebut tanpa memiliki dasar pijakan yang kuat, asal sebut saja. Sudirman menyebut lah nama Pegi," kata Mantan Bupati Purwakarta itu.