Sejak kecil, Eman dikenal pendiam dan jarang sekali bergaul dengan teman-teman.
"Tetapi dia memang mandiri. Namun ketika akan melakukan apapun dia pasti menghubungi bapak untuk minta doa restu," ungkap Anrng.
"Termasuk ketik mendaftar kuliah hingga jadi hakim, semuanya sendiri. Kita orang tua hanya bisa mendukung dan mendoakan," lanjutnya.
Reaksi Orang Tua soal Sidang Praperadilan Pegi Setiawan
Ayah Eman Sulaeman, Aneng mengaku tidak bisa tidur selama beberapa hari ketika mengetahui jika anaknya menjadi hakim dalam kasus yang menjadi perhatian publik.
Aneng mengetahui anaknya itu menjadi hakim dalam praperadilan Pegi dari tetangganya.
Menurut Aneng, Eman memang sengaja tidak memberitahu keluarganya, karena takut keluarganya khawatir.
"Saya langsung hubungi, Eman bilang memang sengaja tidak memberitahu karena takut keluarga kepikiran. Ya tetapi memang kepikiran terus, saya susah tidur," kata Aneng.
Namun ketika sidang praperadilan Pegi Setiawan yang dipimpin Hakim Eman sudah selesai dengan keputusan membebaskan Pegi Setiawan dan mengabulkan gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Bandung, keluarga mengaku plong.
"Saya kemarin nonton sidangnya di tv dan sudah diputuskan. Sekarang sudah plong dan ada kebanggaan anak saya menjadi hakim dalam kasus yang menjadi pusat perhatian publik," kata dia.
Setelah sidang selesai, kata Aneng, dia kembali menelepon Eman Sulaeman. Eman mengungkapkan bahwa sidangnya telah selesai dan meminta doa dari bapaknya.
"Bapak tolong doain saja, sekarang sidangnya telah selesai," kata dia.
(*)