TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di PALI pada tahun 2024.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI sudah menyiapkan sejumlah langkah.
Seperti diketahui, BPBD mencatat ada sekitar 188 hektar jumlah lahan yang terbakar pada tahun 2023 lalu.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten PALI Ahmad Hidayat mengatakan data 188 hektar lahan terbakar terjadi sejak bulan Mei sampai dengan Oktober 2023.
"Dari 188 hektar itu kebanyakan terjadi diwilayah Kecamatan Abab sebanyak 85 hektar dan Kecamatan Talang Ubi sebanyak 82 hektar. Kebanyakan lahan mineral kebun warga, untuk lahan gambut ada sekitar 26 hektar yang terbakar, berada di Kecamatan Abab," kata Ahmad Hidayat, Selasa (25/6/2024).
Sedangkan untuk penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan diwilayah Kabupaten PALI, Ahmad Hidayat juga mengatakan kebanyakan diduga adanya unsur kesengajaan lahan tersebut dibakar.
"Penyebabnya didominasi oleh warga yang membuka lahan perkebunan masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan cara dibakar," ujarnya.
Sementara untuk Titik Hot spot atau titik api yang terpantau selama musim kemarau tahun 2023 lalu, terpantau sebanyak 225 titik hotspot yang tersebar di lima wilayah Kecamatan Kabupaten PALI.
"Kalau untuk tahun 2024 saat ini, belum ada terpantau titik hotspot. Berdasarkan informasi BMKG di wilayah Kabupaten PALI untuk bulan Juni sampai Agustus 2024 ada kemarau tapi masih kemarau basah,”bebernya.
Sedangkan untuk kendala pemadaman Ahmad Hidayat mengaku ada di beberapa wilayah yang menemui kendala, karena lokasi tidak bisa dijangkau oleh mobil pemadam dan juga tidak ada akses air, sehingga tim dilapangan harus menggunakan mesin jinjing atau melakukan pemadaman secara manual.
Meski dampak Karhutla diwilayah Kabupaten PALI tidak begitu parah dibandingkan dengan daerah lainnya di Sumsel.
Baca juga: PDIP Bakal Keluarkan Rekomendasi Calon Kandidat Pilkada PALI 2024 di Bulan Juli, Tunggu Hasil Survei
Baca juga: Perluas Jangkauan Pengawasan Partisipatif Pilkada 2024, Bawaslu PALI MoU Bersama Kemenag
Namun dalam upaya mitigasi bencana Karhutla ini, Ahmad Hidayat mengatakan pihaknya akan membentuk 8 Desa Tangguh untuk penanggulangan karhutla sebagai persiapan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Menurutnya upaya mitigasi diperlukan rencana dan strategi akurat melalui kajian rutin dan berkelanjutan karena setiap desa memiliki potensi dan risiko bencana yang berbeda.
BPBD mendorong warga bersama pemerintah desa melakukan pemetaan potensi dan risiko bencana karhutla di wilayah masing-masing.
Dalam hal ini BPBD siap membantu melakukan edukasi dan pendampingan dalam merancang program dan langkah dalam mitigasi bencana.