Seputar Islam

Hukum & Dalil Berkurban di Hari Raya Idul Adha, Wajib atau Sunnat Muakkad? Berikut Penjelasan Ulama

Penulis: Lisma Noviani
Editor: Lisma Noviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hukum & Dalil Berkurban di Hari Raya Idul Adha, Wajib atau Sunnat Muakkad? Berikut Penjelasan Ulama

Pendapat kedua para ulama yang menyatakan Sunnah Mu’akkadah (ditekankan).

Ini adalah pendapat jumhur ulama (mayoritas ulama), yaitu Malik, Ahmad, Ibn Hazm dan lain-lain. Ibn Hazm berkata: “Tidak ada riwayat yang sahih dari seorang sahabatpun yang menyatakan bahwa kurban itu wajib” [asy-Syaukani, Nailul-Authar, Juz VI hlm. 117].

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

عَنْ أَبِي بَكْر وَعُمَر أَنَّهُمَا كَانَا لَايُضَحِيَانِ عَنْ أَهْلِهِمَا مُخَافَةً أَنْ يَرَى ذَلِكَ وَاجِباً .

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Bakar dan Umar bahwasanya mereka berdua tidak berkurban karena merasa khawatir kalau masyarakat memandang bahwa kurban itu wajib” [as-Sayid Sabiq, Fiqhus-Sunnah, Juz III hlm. 189].

Maksud dari hukum sunnah muakkad yaitu kurban tidak diwajibkan, tetapi sangat dianjurkan khususnya bagi umat muslim yang mampu.

Pendapat inilah yang dipercaya oleh sebagian besar umat muslim sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadist riwayat tersebut. Ketentuan kurban sebagai ibadah yang sunnah muakkad juga ditegaskan oleh Imam Malik dan Imam al-Syafi’i bahwa kurban merupakan ibadah yang dianjurkan bagi umat muslim yang mampu agar mendapatkan pahala dan keridhoan dari Allah SWT.

Dua pendapat di atas menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kelapangan (mampu berkurban) sangat dianjurkan untuk melaksanakan kurban, bahkan menjadi sesuatu yang tidak disukai apabila orang yang mampu untuk berkurban tetapi tidak melaksanakannya.

Sebaliknya, orang yang tidak mempunyai kelapangan (tidak mampu berkurban), maka tidak ada anjuran baginya untuk melaksanakan kurban.

Berkurban sejatinya adalah media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dengan berkurban, merupakan bentuk kepatuhan dan ketaatan makhluk kepada sang pencipta.

Barang siapa berkurban karena takwa kepada Allah, maka Allah akan menerima kurban tersebut menjadi amalan baik di sisi-Nya. Dalam surat Al-Maidah: 27 Allah berfirman:

"Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa." (QS. Al-Maidah: 27)

Berkurban memiliki banyak hikmah. Selain sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah, berkurban juga sebagai bentuk kepedulian dengan sesama manusia dan menenangkan jiwa. 

Hikmah tersebut sesuai dengan hadist riwayat Tirmidzi, yang artinya:

Halaman
123

Berita Terkini