Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana

Roy Suryo Tanggapi Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana : Pemilik Bus Harus Tanggung Jawab

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Roy Suryo (kiri) turut menanggapi kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana

Misalnya, wawancara dengan saksi-saksi korban selamat yang ada. Termasuk, sopir bus yang selamat meski harus dirawat di RSUD Subang.

"Disebut-sebut Bus yang sering digunakan untuk carter Pariwisata ini menggunakan basis sasis Bus keluaran tahun 2006 alias sudah berusia 18 tahun dan tampak dikaroseri baru untuk membuatnya "tampak modern" dan menarik penampilannya," katanya.

Meski berisi 57 orang sesuai kapasitas, Roy mengingatkan bus yang sudah berusia lebih 10-15 tahun seharusnya dilakukan perawatan lebih ketat.

Pasalnya, bus tersebut digunakan untuk bisnis pelayanan masyarakat umum.

"Disinilah perlu dipertanyakan bagaimana kelengkapan Syarat Uji KIR kendaraan yang penggunaannya bukan untuk pribadi apalagi disewakan secara berbayar kepada pihak lain," katanya.

Roy mengatakan bus Putera Fajar mengalami kecelakaan justru setelah istirahat dan makan di sebuah rumah makan bernama Bang Jun Ciater usai menyelenggarakan acara "Perpisahan" di daerah wisata Lembang.

Roy juga mengutip saksi mata, sebelum menabrak mobil dan motor-motor tersebut tampak bus meluncur cepat di malam hari dgn hanya menggunakan penerangan lampu hazard dan bukan lampu utama sebagaimana seharusnya.

"Ini dapat diperkirakan bahwa ada kemungkinan Bus mengalami mati mesin sebelumnya, sehingga praktis fungsi booster dan master rem abnormal," katanya.

Kronologi Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Rem Blong Meski Sempat Diperbaiki (Tribun Jabar/Ahya Nurdin)

Selain itu, Roy mengutip wawancara sopir bus bernama Sadira.

Sopir bus, kata Roy, mengakui bahwa sebelumnya bus sempat mengalami penyetelan ulang posisi pijakan rem ketika berhenti di kawasan wisata Tangkuban Perahu.

"Konon katanya setelan rem sebelumnya terlalu dalam dan kurang nyaman. Sesudah distel lebih tinggi tersebut normal-normal saja sampai kejadian setelah istirahat sehabis makan di Warung Bang Jun yang membuatnya harus banting stir kekanan untuk memberhentikan laju bus yang sudah tidak terkendali," ujarnya.

Keterangan awal sopir bus, lanjut Roy, mengaku
sudah berpengalaman menyupiri Bus semenjak tahun 1996.

Namun katanya, imbuh Roy, baru pertama kalinya memegang Bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan fatal semalam. Hal ini sangat penting
untuk penyelidikan perawatan bus dari mekanik sebelumnya.

"Bagaimanapun juga keterangannya soal perbaikan di Tangkuban Perahu tersebut sangat penting diteliti lebih lanjut mengapa harus terjadi bila tidak ada masalah semenjak awal," katanya.

Roy kembali mengingatkan bukan hanya sopir bus yang disalahkan dalam kecelakaan maut itu.

Halaman
1234

Berita Terkini