TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatera Selatan (Sumsel) kecewa dengan keputusan Kementrian Perhubungan yang menurunkan status bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang dari bandara Internasional menjadi bandara domestik.
Ketua Asita Sumsel, Antony mengatakan mengapa status bandara justru turun di bawah kepemimpinan wong Palembang.
Menurut Antony, harusnya sebagai putra daerah, Menhub Budi Karya memperjuangkan Palembang karena bandara SBM II sudah memegang label bandara internasional sejak hampir 50 tahun.
"50 tahun jadi bandara internasional tiba-tiba malah turun grade ini sangat mengecewakan," ujar Antony, Senin (29/4/2024).
Baca juga: PHRI Ungkap Dampak Saat Bandara SMB II Palembang yang Kini Tak Lagi Layani Penerbangan Internasional
Baca juga: Bandara SMB II Palembang Alih Status, Tak Lagi Layani Penerbangan Internasional Selain Haji & Umroh
Antony mengatakan Palembang dirugikan dengan berubahnya status bandara dari internasional menjadi domestik karena sebelumnya banyak event internasional digelar di Palembang sehingga dengan status bandara domestik saat ini kunjungan wisatawan akan berkurang.
Selain itu Palembang menjadi kota pertama di tanah air yang punya LRT dan fasilitas olahraga lengkap bertaraf internasional.
Sangat disayangkan kalau akses penerbangan internasional ditutup.
Apalagi sebelumnya Menhub pernah berjanji akan membuka kembali rute internasional.
Kekecewaan ASITA ini juga akan disuarakan oleh Asosiasi terkait juga pemerintah karena nanti sore ASITA akan rapat dengan lintas sektor membahas upaya apa yang akan dilakukan usai status bandara SBM II turun grade.
"Kita akan bahas lebih lanjut nanti apa langkah ke depan apakah akan protes agar kembali dibuka atau bagaimana nanti tergantung dari hasil rapat bersama lintas sektor tersebut," ujar Antony.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com