TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap fakta baru dibalik kasus pembunuhan yang dilakukan menantu ke mertua di Kendari Sultra, ternyata Novi ikut membunuh.
Diketahui, Novi Damayanti alias ND dan seorang pria berinisial MF alias CM (21) menjadi pelaku pembunuhan berencana terhadap mertua M (51) di Jalan Madusila, Anduonohu, Kecamatan Poasia, pada Minggu (7/4/2024) lalu.
ND diduga menjadi otak pembunuhan berencana terhadap mertuanya, M.
Adapun motif dibalik ND tega membunuh mertua sendiri ternyata karena sakit hati ikut campur rumah tangga.
Sementara pria eksekutor Novi yang bernama Muhamad Firmansyah alias Cimmank merupakan pelaku yang melakukan eksekusi terhadap korban M atas suruhan pelaku ND (menantu korban).
Muhamad Firmansyah alias Cimmank mengaku tak hanya dirinya yang membunuh Mirna, ibu IR. Namun ternyata Novi juga turut membunuh.
Adapun peran Novi Damayanti saat itu ikut menusuk mertuanya.
"Ada memang pak (Novi menusuk)," kata Cimmank. Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Kamis (18/4/2024).
Baca juga: Masa Lalu Novi Rela Beli Motor & iPhone Demi Restu Menikah dengan IR, Kini Bunuh Mertua di Kendari
Namun Cimmank tak dapat memastikan berapa kali Novi Damayanti menusuk mertuanya.
"Satu kali, dua kali memang pak," kata Cimmank.
Lebih lanjut, pria berusa 21 tahun tersebut juga mengaku membunuh mertua di Kota Kendari bersama-sama Novi.
"Sama-sama," kata Cimmank.
Sedangkan Cimmank masih belum mau mengakuin berapa jumlah tikaman yang ia lakukan pada tubuh Mirna.
"Banyak kali, saya tidak hitung pak," katanya.
Ia bahkan bersumpah atas nama Tuhan bahwa pengakuannya berdasar kejujuran, bukan paksaan.
Baca juga: Momen Novi Akting Nangis Usai Dalangi Pembunuhan Mertua di Kendari, Ngaku ke Polisi Trauma Dibegal
Menanggapi pengakuan Cimmank, Novi Damayanti bak mengelak.
"Sebagaian betul sebagian tidak," kata Novi.
Cimmank sebelumnya mengatakan bahwa Novi lah yang merancang rencana pembunuhan mertua di Kota Kendari.
"Bermula sekadar saya curhat terus dia (Cimmank) menyarankan," kata Novi Damayanti.
Alasan Bunuh
Novi mengaku ia memang curhat soal tindakan mertua yang membuatnya sakit hati hingga akhirnya menyimpan dendam.
Mirna merupakan ibu dari IR, suami Novi.
"Masalah curhat memang saya ada dendam sama orang tua," kata Novi.
Ia merasa sejak menikah dengan IR pada tahun 2022 lalu sama sekali tidak diperlakukan dengan baik.
"Dari semenjak saya menikah sama suamiku, sampai hari itu juga saya tidak pernah dianggap bagaimana di keluarganya," katanya.
Kata Novi Damayanti, mertuanya selalu menuduh dirinya melarang IR memberi uang pada keluarga.
"Saya selalu dituduh, dibilang kalau saya tidak pernah kasih uang keluarganya. Saya yang katanya halangi suamiku untuk kasih orang tuanya uang," kata Novi.
Mirna juga menuduh gaya hidup Novi Damayanti.
"Saya katanya yang foya-foya kan uang makanya suaminya tidak memberi uang pada ponakannya, sama orang tuanya," kata Novi Damayanti.
Ungkap Pemicu Lain
ND pun mengungkap pemicu lainnya yang juga membuatnya sakit hati kepada sang mertua.
“Disitu juga sakit hatiku pak, dia sempat kasih jatuh anakku,” jelasnya.
Insiden itupun berujung ‘konflik’, meski dia sudah meminta suaminya untuk menjadi penengah.
“Saya minta suamiku jadi penengah disitu tapi...,” ujar ND yang mengenakan dress cokelat, legging hitam, dan jilbab berwarna hitam.
Berbagai persoalan dan konflik dengan sang mertua pun membuat dirinya sakit hati dan dendam.
“Iyya pak, saya sudah tumpuk-tumpukmi. Sakit sekalimi hatiku,” kata ND.
Suami ND yang juga anak dari korban M, IR, sehari sebelumnya menyampaikan istrinya tidak menyukai sang ibu.
Menurut IR, sang istri tidak menyukai ketika dirinya berkomunikasi dengan keluarganya.
“Memang ini orang (ND) tidak mau kalau saya berhubungan dengan keluargaku,” jelasnya di Mapolresta Kendari.
IR pun mengakui dirinya dan sang istri pun sering kali bertengkar.
“Saya dengan istriku sering bertengkar, bukan sering tiap kali,” ujarnya ditemui pada Selasa (16/04/2024) malam.
Bayar Eksekutor Rp75 Juta
Untuk memuluskan rencananya, ND bahkan berjanji akan memberikan uang Rp75 juta jika rencana tersebut terjadi.
Tak hanya itu, ND juga sempat memberikan uang Rp9,5 juta ke MF.
Kemudian sebesar Rp1 juta saat keduanya bertemu di warung makan.
"Jadi MF ini dijanjikan uang Rp75 juta dan setelah terjadi pembunuhan ND juga berjanji memberikan uang 4,5 juta setiap bulan selama tiga tahun untuk MF," jelas Kapolres.
Sementara itu, pengakuan ND, dirinya tega membunuh orangtuanya itu karena kesal korban sering mencampuri rumah tangga dan berjanji akan memisahkan ND dengan anaknya.
"Dia sering bilangi saya tidak ada gunanya, sama mau pisahkan saya dengan suamiku," ucap ND.
Kronologi Pembunuhan
Awal mula seorang wanita muda di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara berinisial ND (24) mengatur siasat sebelum membunuh mertuanya M (51).
Kejadian itu dialami M saat berkendara bersama ND di Jalan Madusila, Anduonohu, Poasia, Kendari, Sultra pada Minggu (7/4/2024) sekira pukul 14.00 Wita.
Akibat insiden itu, M seorang ibu rumah tangga di Sampara, Konawe tewas dengan 10 luka tusuk di leher dan badannya.
Hasil penyidikan, Polresta Kendari menemukan bahwa ND merencanakan pembunuhan korban dengan rekan prianya berinisial MF (21).
Pelaku MF yang juga tetangga ND berperan sebagai eksekutor.
MF menusuk korban saat berada di dalam mobil yang dikemudikan ND.
Kapolresta Kendari, Kombes Pol Aris Tri Yunarko, mengatakan, ND dan MF merencanakan pembunuhan itu disalah satu rumah makan di Kota Kendari.
ND bertemu dengan MF untuk merencanakan pembunuhan mertuanya pada Minggu pagi sekira pukul 08.00 Wita.
"Setelah bertemu ND bersama suami dan anaknya pergi ke Sampara, Konawe," ucap Kapolresta Kendari.
Setelah tiba di rumah mertuanya itu, ND mengajak korban belanja kebutuhan kue di Indogrosir Kendari.
Saat itu, ND tidak mengajak suami dan anaknya, hanya korban dengan menggunakan mobil Honda Brio berwarna kuning.
Ketika tiba di Kendari, keduanya langsung berbelanja, kemudian menuju Pasar Anduonohu untuk membeli bawang.
ND lalu mengarahkan kendaraaan ke arah Citraland lalu memutar kembali ke arah Jalan Madusila.
Kemudian ND memutar lagi ke arah Citraland lalu menuju dekat Kantor DPRD Kota Kendari.
Di lokasi itu, ND memarkirkan kendaraannya, kemudian MF masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi tepat di belakang korban M duduk.
"Mertuanya ini, M sempat bertanya ke ND itu siapa. Dan ia menjawab kalau itu sepupunya," ucap Kapolresta Kendari.
Aris mengatakan dari penyelidikan, ND berkendara dengan memutari dari area bundaran Citraland dan Jalan Madusila sebanyak dua kali ternyata hanya modus.
Karena saat itu ND sengaja meminta MF untuk menunggu di pinggir jalan dan menemui saat mobil terparkir di dekat Kantor DPRD Kendari.
"Kemudian saat sudah di dalam mobil, MF langsung mngeksekusi korban dengan cara menjerat leher dengan tali dan menusuk pakai pisau. Tali dan pisau itu sudah disiapkan pelaku MF," jelas Aris.
Setelah mengeksekusi korban, ND menyerahkan HP, uang, dan perhiasannya ke MF dan membawanya turun di tempat untuk pelaku melarikan diri.
ND kemudian berhenti dan meminta tolong ke pengendara lain yang melintas dengan berpura-pura menjadi korban begal.
Baca berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com