Selama enam tahun, ia tutup mulut karena diancam dan ditekan oleh Hengky.
Namun, V akhirnya memberanikan buka suara karena sudah tak tahan kerap dianiaya ayahnya.
Dia membeberkan kasus pembunuhan ayahnya kepada keluarga.
Pada 13 April 2024, pihak keluarga Jumatiah mendatangi Polrestabes Makassar dan menceritakan semuanya.
"Dia (V) mengungkapkan bahwa ayahnyalah yang membunuh ibunya dan ditimbun di belakang rumah sejak 2018. Saat itu pelapor atau anak korban masih berumur 11 tahun," kata Kuasa Hukum Keluarga Jumatiah, Ahmad Zulfikar.
Pihak kepolisian pun menemukan bukti tulang belulang di sebuah lubang dengan kedalaman sekitar satu meter.
Pelaku pembunuhan istri, H mengakui perbuatannya. Ayah dua orang anak itu, mengaku cemburu terhadap istrinya.
Baca juga: Sakit Hati Pak Camat di Purwakarta Putrinya Diberi Mas Kawin Palsu Oleh Oknum Polisi, Kini Meninggal
Namun, tuduhan H itu tidak diakui Jumiati hingga keduanya pun terlibat cekcok dan berujung penganiayaan.
"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1 saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," kata H seusai ditangkap.
Ia pun mengaku memukul korban di beberapa bagian tubuhnya hingga menggunakan balok.
"Saya pukul pakai tangan di (bagian) dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018," ungkap H.
"Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali," bebernya lagi.
Setelah Jumiati tidak sadarkan diri dan meninggal dunia, H pun mengaku membawa mayat istrinya itu ke bagian belakang rumah.
Di belakang rumah berlantai dua dengan lebar tiga meter dan panjang 8-10 meter, terdapat kubangan tanah.
H yang gelap mata pun mengubur mayat istrinya itu lalu menutupinya dengan semen.