TRIBUNSUMSEL.COM -- Ada 8 Golongan Orang yang Boleh tidak Puasa di Bulan Ramadhan Berdasarkan Alquran dan Hadits, Siapa Saja?
Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah wajib. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits tentang rukun Islam diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Nabi Bersabda :
“Islam itu dibangun di atas lima dasar, yaitu persaksian (syahadat) bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa pada Ramadhan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Namun demikian ada 8 golongan orang yang tidak diwajibkan atau diberikan keringanan oleh Allah SWT untuk tidak melakukan ibadah puasa.
Hal ini terdapat dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 185.
Berikut bacaan Surat Al Baqarah ayat 185, Arab dan artinya.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (١٨٥)
Arab latin:
Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur’ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au ‘alā safarin fa ‘iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-’usra wa litukmilul-’iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la’allakum
tasykurụn.
Artinya:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Dalam surat tersebut dijelaskan golongan orang yang boleh tidak puasa.
Berikut penjabarannya:
1. Anak yang belum baligh.
Anak kecil, balita hingga anak-anak yang belum baligh mereka termasuk golongan orang yang tidak wajib berpuasa.
Hanya saja boleh sedari dini mengajarkan mereka berpuasa, mengajak latihan tentang arti, makna puasa adalah pilihan yang baik dalam mendidik anak.
2. Orang lanjut usia (Lansia)
Golongan kedua yang juga tidak wajib puasa adalah orang lanjut usia (lansia). Bagi beberapa lansia, puasa seharian penuh bisa jadi hal yang memberatkan, bahkan sampai membahayakan. Maka dari itu lansia tidak diwajibkan berpuasa. Namun sebagai gantinya, mereka harus membayar fidyah sesuai umlah hari puasa yang ditinggalkan.
3. Perempuan Haid
Setiap bulan perempuan mengalami menstruasi. Di saat itulah mereka tidak diwajibkan untuk berpuasa. Kalau memaksa berpuasa, yang ada puasanya tidak sah.
Namun meski diberi keringanan tidak perlu berpuasa, perempuan yang sedang haid harus mengqadha atau mengganti utang puasanya di luar bulan Ramadhan.
4. Perempuan Nifas
yang sedang nifas juga tidak wajib melaksanakan puasa Ramadan.
Buat yang belum tahu, nifas adalah darah yang keluar dari rahim wanita sesudah melahirkan. Kondisi ini hampir mirip siklus menstruasi, bedanya nifas terjadi selama 40 hari setelah melahirkan.
Selain itu, dari sisi medis perempuan yang nifas juga rentan mengalami penggumpalan darah sehingga bisa berbahaya.
Apabila nifasnya sudah selesai, maka mereka wajib mengganti puasa yang mereka tinggalkan atau membayarnya dengan fidyah sesuai jumlah hari yang ditinggalkan di bulan Ramadhan
5. Wanita Hamil dan Menyusui
Momen sebelum sampai sesudah melahirkan memang berat bagi seorang ibu. Oleh sebab itu, wanita hamil dan menyusui juga masuk daftar orang yang tidak wajib puasa.
Wanita hamil dan menyusui butuh asupan nutrisi yang cukup demi kepentingan si kecil. Kalau si ibu tidak makan dan minum seharian, itu akan membuat si kecil jadi kekurangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Namun bila sudah selesai hamil dan menyusui, maka puasa yang ditinggalkan harus diganti atau membayar fidyah.
6. Musafir (orang dalam perjalanan)
Golongan selanjutnya yang tidak wajib puasa adalah musafir atau orang yang sedang berpergian. Namun jangan karena lagi pergi ke mal terus kamu mengaku sebagai musafir.
Ada aturan-aturannya untuk bisa disebut sebagai musafir dan dibebaskan dari kewajiban berpuasa. Pertama, saat jarak perjalanan yang ditempuh sangat jauh, setidaknya 81 km, yang mengharuskan orang tersebut melakukan qashar shalat.
Aturan kedua yaitu perjalanan yang dilakukan adalah perjalanan yang mubah. Ketiga, orang tersebut sudah melewati batas daerah tempat tinggalnya pada saat malam atau sebelum masuk shalat Subuh.
Kalau perginya setelah terbit fajar, maka masih diwajibkan berpuasa. Namun bila sedang sakit, maka di tengah-tengah boleh membatalkan puasanya. Jadi harus mengikuti ketentuan tersebut ya baru
bisa dibilang musafir. Untuk musafir, mereka perlu mengganti utang puasanya di bulan lain.
7. Orang Gila
Selain balig, salah satu syarat wajib puasa yang lain adalah berakal. Yang namanya orang gila, sudah pasti mereka tidak berakal.
Oleh karena itu, orang gila tidak wajib puasa dan tidak perlu mengqadha atau membayar fidyah. Namun bila suatu hari mereka sembuh, maka harus membayar utang puasanya.
8. Orang Sakit
Golongan terakhir yang tidak diwajibkan puasa adalah orang sakit. Bila memaksakan berpuasa,
bisa-bisa kondisi mereka semakin buruk. Itu sebabnya orang sakit tidak wajib puasa.
Tapi bila telah sehat, bisa mengganti di hari lain, atau dengan membayar fidyah sesuai hari yang dtinggalkan.
Itulah, 8 Golongan Orang yang Boleh tidak Puasa di Bulan Ramadhan Berdasarkan Alquran dan Hadits. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Arti Shumu Tashihhu, Hadits Nabi tentang Manfaat Puasa Bagi Tubuh, Puasalah Niscaya Kamu akan Sehat
Baca juga: Arti Ikhtilafu Ummati Rahmah, Kutipan Bahasa Arab Perbedaan adalah Rahmat, Bentuk Kasih Sayang Allah
Baca juga: Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 183-187 dan Artinya, Dalil Puasa Ramadhan, Syarat & Penjelasan Hukumnya
Baca juga: Lirik Lagu Romadhon Milik Maher Zain, Lengkap Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Inggris, Tetap Eksis