Pelaku memperkosa dan memasukkan gagang cangkul ke dalam kemaluan korban hingga tewas.
Kasus Rio Martil
Rio Alex Bulo atau dikenal dengan Rio Martil adalah pelaku pembunuhan berantai sadis yang mengincar pengusaha rental mobil.
Awalnya dia berprofesi sebagai agen yang menjual surat-surat kendaraan palsu.
Namun setelah menikah, dia mulai beralih profesi menjadi pencuri mobil dengan keuntungan yang lebih menggiurkan.
Nyatanya, Rio bekerja sama dengan penadah barang curian untuk mencuri mobil mewah di Jakarta.
Sadisnya, Rio tidak hanya mencuri mobil tetapi juga membunuh pemilik kendaraan dengan senjata andalannya, yaitu martil.
Aksi sadisnya akhirnya berakhir setelah komplotan penadah barangnya melaporkan Rio ke pihak berwajib.
Rio ditangkap dan mendapat hukuman mati di tahun 2014.
Ironisnya, saat di penjara Rio berteman dengan Iwan Zulkarnaen seorang koruptor yang kemudian juga dinunuhnya hanya gara-gara Iwan mengolok-olok Rio. Rio Martil dieksekusi pada 8 Agustus 2008.
Mutilasi Astini
Kasus pembunuhan paling sadis di Indonesia pertama adalah kasus mutilasi oleh seorang perempuan bernama Astini di Surabaya, Jawa Timur.
Pembunuhan Astini bermula sakit hati karena korban menagih hutang.
Astini pun nekat membunuh korban dan memutilasinya hingga menjadi sepuluh bagian dan membuangnya dalam kantong plastik.
Polisi kemudian menangkap Astini, pada 1996 dan memvonis hukuman mati lalu mendapat eksekusi pada Maret 2005.
Kasus Ryan Jombang
Kasus Ryan Jombang Ryan Jombang merupakan pelaku pembunuhan paling sadis di Indonesia. Bahkan, kasus ini juga kerap disebut sebagai kasus paling sadis yang pernah terjadi di dunia.
Terlebih, kasus pembunuhan ini juga sempat disorot media internasional.
Pria bernama lengkap Very Idham Henyansyah ini mengaku telah melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap 11 orang di Jakarta dan Jombang.
Pembunuhan tersebut terjadi pada rentang tahun 2006 sampai 2008.
Ryan membunuh para korban dengan berbagai cara, mulai dari menggunakan linggis hingga benda tajam lainnya, kemudian ia memutilasi setiap korbannya.
Akibat perbuatannya, Ryan Jombang dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Depok pada 6 April 2009 silam.
Sementara itu, dalam persidangannya Ryan mengaku motif pembunuhan yang dilakukannya karena alasan asmara.
Baekuni
Baekuni atau biasa dipanggil Babe adalah seorang petani yang berasal dari Magelang.
Babe mengakhiri pendidikannya di kelas 3 SD dan mulai merantau ke Jakarta di usia 12 tahun.
Selama merantau di Jakarta, dia bekerja serabutan, mulai dari mengamen sampai mengemis.
Di usia yang masih muda dengan statusnya yang merantau seorang diri, Baekuni kerap menjadi incaran para pedofil.
Setelah menikah, Baekuni pindah ke Kuningan, Jawa Barat dan bekerja sebagai peternak.
Selama menjadi pasutri, Baekuni tidak mampu melakukan hubungan suami-istri yang layak.
Tak lama istrinya meninggal dunia, Baekuni kembali ke Jakarta mencari peruntungan sebagai pedagang rokok di Terminal Pulogadung.
Selama di Jakarta, dia hidup bersama anak-anak gelandangan yang diasuh. Disinilah, hasrat penyimpangan seksualnya keluar.
Berawal dari pelecehan seksual, Baekuni tega membunuh dan memutilasi anak-anak asuhan yang tinggal bersamanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan, terdapat 14 bocah berusia 6 sampai 12 tahun dibunuh dan disetubuhi oleh Babe.
Dari 14 bocah, empat di antaranya adalah korban pembunuhan dan mutilasi.
Awalnya Babeh di vonis hukuman seumur hidup, Namun setelah mengajukan banding, Pengadilan Tinggi Jakarta justru menaikkan hukumannya menjadi hukuman mati. (Samir paturusi/ Nita Rahayu/cc)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News