Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang.
Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.
Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah! Masya Allah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.
Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah.
Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” Tanya ibunya heran. Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari ibu yang akan membawa aku ke surga”.
Masya Allah, itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah Subhanahu Wa Ta’ala pun memberikan karunia nya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih di tengkuknya.
Ternyata tanda bulatan putih di tengkuknya itu, tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasullullah Shallallohu ‘Alaihi Wasallam untuk mengenali Uwais.
Beliau berdua sengaja mencari Uwais disekitar Ka’bah.
Lahirlah sabda dan pesan Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
“Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat Makbul. Kamu berdua pergilah cari dia.
Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong untuk kamu berdua. “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Begitu besar hikmah dari kisah Uwais Al Qarni, mengajak kita untuk berbakti kepada orangtua terutama ibu. Momen yang tepat untuk merenung di Hari Ibu 2023 ini.
Itulah kisah Uwais Al Qarni, pemuda yang dirindukan surga, berbakti kepada ibunya demi meraih ridho Allah.
Baca juga: Arti Alhamdulillahilladzi Hadana Lihadza, Kalimat Pembuka dan Doa Pengantar Pidato serta Contohnya
Baca juga: Arti Bima Kanu Yaksibun Bacaan Surat Yasin ayat 65, Bersaksi Tangan & Kaki Apa yang Dulu Dikerjakan
Baca juga: Arti Wabil Walidaini Ihsana, Kutipan Surat Al Isra Ayat 23, Perintah Allah Berbakti kepada Orang Tua
Baca juga: Arti Wabarram Biwalidaihi Bacaan Surat Maryam Ayat 14, Ganjaran Bagi Orang yang Berbakti kepada Ortu