TRIBUNSUMSEL.COM- Tragedi meletusnya Gunung Marapi mengakibatkan tewasnya Siska Afrina (22), salah satu mahasiswaUniversitas Negeri Padang (UNP), yang mendaki beberapa hari sebelum wisudanya.
Padahal tinggal 10 hari lagi, Siska Afrina menantikan momen wisudanya yang akan digelar pada Minggu (17/12/2023).
Siska Afrina bahkan diketahui rela membawa atribut wisudanya demi memakainya saat berada di puncak Gunung Marapi.
Baca juga: Sosok Siska Afrina Mahasiswa Korban Erupsi Gunung Merapi, Meninggal 11 Hari Jelang Wisuda
Nahas takdir berkata lain, Siska Afrina menjadi salah satu korban yang tewas dalam peristiwa erupsi Gunung Marapi tersebut.
Salah satu relawan pun akhirnya menemukan atribut wisuda milik Siska Afrina saat hendak mengevakuasi para pendaki.
Momen tersebut terlihat dari unggahan Instagram @exploregunung_, pada Kamis, (7/12/2023),
"Dokumentasi ketika relawan menemukan atribut wisuda milik Siska Afrina , korban terakhir yang dievakuasi," tulisnya pada keterangan unggahan.
Atribut tersebut disimpan dalam kantong kresek berwarna putih yang biasanya digunakan untuk melindungi pakaian resmi.
Pakaian yang seharusnya dipakai Siska Afrina untuk prosesi wisuda berwarna hitam, bercampur dengan warna hijau daun pisang, masih terlipat rapi.
Kejadian ini bak mengugurkan harapan dan mimpi Siska Afrina yang hendak wisuda.
Baca juga: Tangis Pecah Saat Jenazah Siska Afrina Korban Tewas Erupsi Gunung Merapi Tiba: Elok-elok Pulang
Siska Afrina adalah mahasiswi tingkat akhir di jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang angkatan 2019.
Ia baru saja sudah menyelesaikan seluruh persyaratan untuk wisuda dan akan menjalani prosesi wisuda S1 pada Ahad (17/12/2023) mendatang.
Adapun diketahui, Siska Afrina berangkat naik ke Gunung Marapi bukan dalam rangka kegiatan resmi dari kampus.
Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Alumni UNP, Refnaldi, membenarkan bahwasanya korban terakhir yang ditemukan atas nama Siska Afrina adalah mahasiswa UNP.
"Ini yang terakhir bernama Siska Afrina. Merupakan mahasiswa yang kita tunggu-tunggu dari tadi malam sampai hari ini," kata Refnaldi, dilansir dari Tribunpadang.com.
Jenazah korban sampai di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi dengan menggunakan mobil ambulans Puskesmas Keliling (Puskel) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Rabu (6/12/2023).
Siska merupakan korban ke 23 atau terakhir yang berhasil dibawa turun oleh petugas gabungan.
Baca juga: Detik-detik Jenazah Siska Afrina Pendaki Terakhir Berhasil Dievakuasi, Warga Teriak Histeris
Kepergian Siska Afrina, salah satu mahasiswa yang menjadi korban pendaki Gunung Marapi Sumatera Barat yang tewas dari peristiwa erupsi menjadi duka mendalam bagi orang terdekatnya.
Terutama sahabat Siska Afrina, Anisa yang tak henti-hentinya meraung menangisi kepegian korban saat jasadnya tiba di Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi.
Annisa tak henti-hentinya menangis saat jenazah Siska tiba di Rumah Sakit Ahmad Mochtar hingga dibawa pulang ke Solok Selatan.
Dia sangat mengenal Siska karena selama masa 3 tahun di SMA kerap ia habiskan bersama apalagi keduanya masih bersaudara.
Annisa bersama tiga orang temannya kerap berpelukan dan begitu kehilangan Siska.
Saat jenazah Siska akan digotong ke ambulans, Annisa lagi-lagi menangis dan mengusap air mata seraya mengucapkan selamat jalan untuk sahabatnya itu.
"Elok-elok (hati-hati) pulang, Ka. Sampai-sampai pulang, yo (ya)?," ucap Annisa yang lirih, dilansir dari Tribunpadang.com.
Bagi Annisa, sungguh banyak kenangan antara Siska dan dirinya.
Tak ada kata-kata lagi yang bisa keluar dari mulutnya mengingat masa-masa kebersamaannya dengan Siska.
Berbeda dengan rekan atau kerabat almarhumah Siska, Maswardi yang merupakan ayah Siska nampak berusaha menyebunyikan kesedihan.
Siska ialah anak bungsu Maswardi yang meninggal dunia terdampak erupsi Gunung Marapi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB.
Maswardi berusaha kenyataan bahwa Siska Afrina pergi untuk selama-lamanya.
Bola matanya berkaca-kaca saat menunggu jenazah sang putri selesai diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar.
Di tengah suara ratapan dan tangis orang terdekat Siska, Maswardi sosok yang tenang melepas kepergian putrinya.
Bagi Maswardi, putri bungsunya ialah sosok yang luar biasa dan tak bisa menggambarkan begitu cinta dan kebanggaannya pada Siska.
Ia bilang, Siska memang seorang pencinta alam dan bukan kali ini saja putrinya mendaki gunung.
Sebelumnya, Gunung Kerinci juga pernah didaki oleh anaknya.
Meskipun didera kesedihan, Maswardi tetap bersyukur kondisi tubuh jenazah putri bungsunya yang tetap utuh.
"Alhamdulillah, meskipun yang terakhir ditemukan, tapi kondisinya mungkin yang paling baik," ujar dia.
Sesekali ia menoleh ke belakang keramaian orang yang menunggu jenazah Siska seakan Maswardi tak ingin menunjukkan rona wajah sedihnya.
"Bersih, bersih," kata Maswardi menjawab pertanyaan-pertanyaan kerabatnya tentang kondisi tubuh jenazah Siska.
Siska dimakamkan di kampung halamannya di Muaro Labuah, Kabupaten Solok Selatan.
Baca berita lainnya di google news