Menurutnya, upah sebesar itu tidak masuk akal bagi orang yang bekerja di Jakarta yang masih berstatus sebagai Ibu Kota Negara.
Apalagi posisi mereka sangat penting dan strategis dalam mencerdaskan generasi bangsa.
“Misal kalau dia mendapat Rp 2 juta atau Rp 3 juta, itu pun karena kebaikan dari kepala sekolah,” ujar politisi PDI Perjuangan ini. (m37)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com.