TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tiga petani yang sebelumnya dilaporkan hilang diduga dibawa oleh sejumlah orang di Upang, Banyuasin bukan diculik.
Fakta terungkap, ketiganya ditangkap dan saat ini diamankan di kantor polisi terkait status ketiganya sebagai tersangka kasus perusakan areal perkebunan sawit.
Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Kurniawan Azwar mengatakan, keberadaan ketiga tersangka yakni Heri Yanto, Imam Supeno, dan Amirudin sudah diamankan di Mapolres Banyuasin.
"Benar mas, 3 orang tersebut merupakan tersangka pengerusakan lahan dan sekarang masih proses pengembangan lagi. Keberadaan 3 orang tersebut diamankan di Mapolres Banyuasin, " ujar Kurniawan, Kamis, (9/11/2023).
Dia menjelaskan kronologi kejadian pengerusakan itu terjadi pada hari Jumat tanggal 28 April 2023 sekira pukul 14:00 WIB, di areal perkebunan sawit PT AGRINDO RAYA Desa Upang Kecamatan Air Salek Kabupaten Banyuasin.
Baca juga: Wakapolri Komjen Agus Andrianto ke Palembang, Gelar Baksos Polri Presisi Untuk Negeri
Sekuriti yang melaksanakan patroli ke areal kebun sawit melihat kondisi pohon sawit dan pondok yang sudah dirusak.
"Ketika sekuriti patroli ke areal kebun sawit, dan ternyata setelah sampai di areal tersebut ternyata yang dilihat 2 buah pondok pemantau areal kebun sawit sudah dibakar oleh terlapor. Dan 520 batang pohon sawit juga dirusak, " jelasnya
Sementara ini dari pengakuan dari tersangka yang diperoleh pengerusakan itu ada yang memerintahkan mereka, tapi sedang dalam pendalaman lagi oleh kepolisian.
"Tiga orang tersebut terbukti terlibat pengerusakan tersebut, dan masih dalam pengembangan untuk yang terlibat lainnya, " katanya.
Dibawa 30 Orang
Sebelumnya, 3 orang petani di Upang, Kabupaten Banyuasin, masih belum ditemukan dan diduga diculik sejumlah orang.
Petani yang dilaporkan hilang itu adalah Heriyanto warga Jalur 6 Desa Enggal Rejo, Kecamatan Air Saleh Banyuasin, Amiruddin dan Pateno, keduanya merupakan warga Desa Upang Induk, Kecamatan Air Saleh, Banyuasin.
Peristiwa ini terjadi di Desa Upang Induk, Kecamatan Air Saleh, Banyuasin, pada Jumat 3 November 2023 sekitar pukul 14.00 WIB. Dan disaksikan oleh istri Heriyanto.
Ketiga istri petani sudah melaporkan peristiwa tersebut ke SPKT Polda Sumsel pada Sabtu 4 November 2023.
Ketua Gapoktan Bina Tani, Juanda (51) mengatakan sudah tiga hari ini rekan-rekannya itu belum ada kabar sama sekali.
Ia meminta kepada Polda Sumsel untuk segera mencari keberadaan ketiga petani tersebut.
"Belum ada upaya yang bisa kami lakukan. Makanya saya harap Kapolda Sumsel dan jajaran segera mencari keberadaan sahabat-sahabat saya itu. Ini masalah keselamatan nyawa pak, sedangkan penculik itu masih keliaran di PT, " ujar Juanda ketika dihubungi, Senin (6/11/2023).
Para pelaku yang membawa petani berjumlah sekitar 30 orang dan memakai cadar alias penutup wajah.
Peristiwa itu terjadi di depan istri korban yang saat itu tidak bisa berbuat apa-apa.
"Mereka semua naik mobil sekitar orang 30 pakai cadar buka tutup semua. Meski begitu masih bisa dikenali wajahnya karena itu orang pegawai PT itulah, cuma tidak tahu namanya. Istri korban tak bisa berbuat apa-apa saat kejadian namanya juga perempuan pak, " tuturnya.
Ketika membawa korban, orang yang membawa mereka tidak mengucapkan kata-kata yang bernada ancaman.
Mereka hanya bergegas membawa paksa tiga petani tersebut.
"Pas mau diangkut cuma bilang 'ayo cepat, ayo cepat'. Istri korban cuma diam saja pak, tidak bisa berbuat apa-apa, " katanya.
Ia meminta Kapolda Sumsel dan jajaran segera mencari keberadaan rekannya itu. Sebab, wajah-wajah diduga penculik juga sudah diberikan saat membuat laporan.
"Foto orang-orang yang nyulik sudah saya lampirkan waktu menemani istri rekan-rekan saya membuat laporan di Polda Sumsel. Kami minta ini harus dilacak keberadaannya segera" katanya.
Aksi penculikan ini bukan yang pertama, menurutnya beberapa tahun lalu juga sempat terjadi penculikan.
"Dulu pernah istri saya yang sandera, ini sudah terjadi bukan sekali. Pernah lapor ke Polsek tapi tidak ada tanggapan, makanya kami harap Polda bisa membantu kami, " katanya.
Juanda menambahkan, pihak perusahaan diduga ingin intervensi dan melarang petani bersawah.
"Kami kelola sawah sendiri tapi tidak jual ke mereka, " sambungnya.
Kronologi kejadian ini berawal ketika korban Heriyanto bersama istrinya Nurmin dari jalur hendak ke rumah menggunakan motor, kemudian saat di TKP datanglah 30 orang menggunakan mobil putih dengan bak terbuka.
Lalu orang-orang tersebut membawa paksa suaminya ke dalam mobil dan sampai hari ini belum ada kabar.
Terpisah Kasubbid Penmas Polda Sumsel ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan memeriksa berkas LP yang sudah dilaporkan.
"Nanti saya cek dulu, " ujar Yeni singkat.
Baca berita lainnya langsung dari google news