"Tadi kami sampaikan, beberapa sampel yang kami ambil di TKP ada bentuk cairan, sisa makanan, beberapa benda-benda yang kami anggap penting untuk dilakukan pemeriksaan," ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iver Son Manossoh usai olah TKP, Selasa.
"Sampai hari ini kami melakukan pengumpulan bukti-bukti yang kami himpun dari KTP akan makin menjadi upaya sebab kematian dua mayat ditemukan di TKP," sambungnya.
Menunggu Saksi Kunci
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Utara Komisaris Besar (Kombes) Gidion Arif Setyawan mengatakan, polisi masih menunggu keterangan sang istri.
"Karena, satu-satunya saksi yang sangat kita harapkan mumpuni adalah istrinya," ungkap Gidion saat ditemui di Polres Metro Jakarta Utara, Senin (30/10/2023).
Kepolisian mengakui kesulitan menggali keterangan dari NP. Kondisi psikologis NP disebut belum memadai untuk memberikan kesaksian. Keterangan NP sangat dinantikan lantaran ia bersama anak sulungnya, AD (3), berada di dalam rumah sewaktu Hamka dan AQ mengembuskan napas terakhirnya.
"Kondisinya (NP) sangat memprihatinkan. Kami masih fokus untuk perbaikan kondisi umum," tutur Kepala Rumah Sakit RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Hariyanto, Selasa (31/10/2023).
NP dan AD masih dirawat secara intensif di RS Polri Kramatjati. Saat ini NFH belum bisa dimintai keterangan.
"Karena mungkin sudah beberapa hari tidak makan, kondisinya kami periksa Hb-nya (hemoglobin) rendah. Kemudian, kondisinya lemah," kata Hariyanto.
Jasad Ditemukan Membusuk
Penemuan jenazah ayah dan anak di dalam rumah ini berawal dari kecurigaan warga dengan bau menyengat yang ada di sekitar rumah korban.
Saat didatangi, pintu rumah Hamka dalam keadaan terkunci hingga akhirnya warga didampingi Ketua RT setempat berinisiatif mendobraknya.
Warga pun terkejut saat mengetahui kondisi di dalam rumah Hamka.
Betapa kagetnya Bambang, warga sekitar yang melihat istri Hamka sedang terduduk di sofa di ruang tamu tanpa reaksi apapun.
Bahkan tanpa raut kesedihan dari sang istri pun tak terlihat.