TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Kepala Desa Lingkis, Sopianto angkat bicara terkait viral aksi bully di desanya yang dialami seorang bocah tunawicara berinisial IM (11) oleh beberapa anak lain.
Dengan gamblang. Sopianto mengaku kecolongan dengan adanya aksi kekerasan tersebut.
"Mereka itu (korban dan pelaku) memang sejak dulu berteman dan rumahnya memang berdekatan. Tetapi untuk Im ini tidak sekolah karena sejak kecil mengalami penyakit tunawicara," jelasnya saat ditemui pada Kamis (24/10/2023) malam.
Dijelaskan awalnya korban ini dipaksa oleh temannya untuk menghirup lem aibon. Akan tetapi korban menolak.
Namun oleh temannya berinisial Di, Wa, Ma, Da, An dan Fa mulai lah terjadi perselisihan antara mereka.
"Saat kejadian korban ini di bully dan dipukuli oleh beberapa orang temannya. Karena korban tidak melawan maka diam saja saat dipukuli. Sedangkan satu orang temannya justru memvideokan kejadian itu dengan durasi sekitar 1 menit," ucapnya.
Baca juga: Awal Mula Terbongkarnya Pasutri Bobol Dana Bank Rp5,1 M di Tangerang, Berawal Laporan Pihak Bank
Seperti yang diketahui, setelah kejadian korban dan teman-temannya dikumpulkan di rumah kepala Desa.
“Awalnya mereka (korban dan temannya) dibawa terlebih dahulu ke balai Desa dan sekitar jam 17.00 WIB lalu dibawa Mapolsek Jejawi,” ungkapnya
Sebagai Kepala Desa, Sopian mengaku kecolongan dengan kejadian tersebut, karena harusnya lebih perhatian dengan masyarakat dan terus mengontrol anak-anak Desa.
"Kami berharap, dengan kejadian ini dijadikan pelajaran untuk 6 anak ini, dan sebagai efek jera. Dikumpulkan di mapolsek Jejawi. kami juga berharap dapat diselesaikan secara kekeluargaan," harapnya.
Terpisah, Kakak sepupu korban Nanda Febrianti (20) mengatakan adik nya tunawicara itu dicekoki oleh anak-anak pengisap lem aibon bahkan sampai mengalami tindak kekerasan.
Namun akibat kondisinya, sang adik yang tidak bisa berteriak meminta pertolongan.
"Adik saya dicekoki anak-anak penghisap aibon di kuburan min oleh beberapa kelompok anak ugal-ugalan sampai ditinju dan dipaksa untuk menghisap aibon,” ujarnya.
Selain itu sang bocah hanya seorang diri sehingga tidak dapat melawan beberapa orang yang mengeroyoknya.
"Posisi adik kami mau melawan untuk keluar dari terkaman anak itu tapi tidak bisa karena adik kami bisu tidak bisa ngomong jadi tidak ada perlawanan cuma gusur-gusur kaki supaya mereka mau melepaskan, kasian sekali adik kami sampai ketakutan," sebutnya.
Atas peristiwa yang menimpa, adik korban menimbulkan rasa sakit hati dari pihak kakak dan keluarga korban sehingga menyebarkan aksi itu ke media sosial.
Harapan pihak keluarga, ada tindak lanjut dari pihak terkait.
"Sengaja saya kirim ke akun media sosial untuk di viralkan. Karena kami sangat sedih melihat adik saya diperlakukan seperti ini. Supaya saya kejadian seperti ini tidak lagi terulang dan menjadi pelajaran bagi semuanya," pungkasnya.
Viral di Sosmed
Sebelumnya, pengirim video di sosial media yang diduga kakak korban menceritakan, adiknya dicekoki oleh anak-anak penghisap lem aibon bahkan sampai mengalami tindak kekerasan.
Kakak korban juga mengungkapkan bahwa adiknya tersebut adalah seorang tunawicara sehingga saat dianiaya tidak bisa berteriak meminta pertolongan.
"Adik saya dicekoki anak-anak penghisap aibon di kuburan min oleh beberapa kelompok anak ugal-ugalan sampai ditinju dan dipaksa untuk menghisap aibon," ujarnya.
"Posisi adik kami mau melwan untuk keluar dari terkaman anak itu tapi tidak bisa karena adik kami bisu tidak bisa ngomong jadi tidak ada perlawanan cuma gusur-gusur kaki suapay mereka mau melepaskan, kasian sekali adik kami sampai ketakutan," katanya menambahkan.
Mengetahui hal tersebut, kakak korban dan keluarganya merasa sakit hati hingga memutuskan untuk menyebarluaskan aksi kekerasan tersebut di sosial media.
Mereka berharap ada tindak lanjut dari pihak terkait atas aksi kekerasan tersebut.
"UP video nya min tolong nian sesama manusia pasti kami ngerasa ke sakitnya juga
kejadiannya di desa Lingkis dalam hutan kuburan di sepike budak," tulisnya.
Berdasarkan penulusuran Tribunsumsel.com di kolom komentar @palembangtrending.id, ada pemilik akun @nandaaaaaaaaaq yang diduga keluarga korban dan ikut berkomentar atas kejadian ini.
"Makasih banyak sanak dulur atas doanya, bantu up ya videonya sampai viral biar jadi pelajarana keras untuk anak-anak yang lainnya.
Kami sakit hati atas kejadian ini semoga dengan kejadian ini bisa memberikan pelajaran untuk adik adik kita yang beranjak dewasa supaya tidak seperti ini," tulisnya,
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Tribunsumsel.com masih berupaya mengkonfirmasi pihak terkait mengenai aksi bully ini.