Sat Brimob Polda Sumsel yang telah disiagakan langsung mendapat perintah dari Kapolda untuk membantu pengendalian massa.
Kapolres juga melakukan koordinasi dengan Dandim 0406 Musirawas Lubuklinggau Muratara untuk membantu pengamanan objek vital.
Pasukan dari Brimob Polda Sumsel membentuk formasi bersaf untuk mendorong massa yang makin anarkis menyerang petugas.
Massa kemudian membakar ban di jalan raya sehingga kendaraan water cannon terpaksa dikerahkan.
Mobil water cannon milik polisi menyemprotkan air ke arah massa, sembari terus diimbau agar mereka segera membubarkan diri.
Massa tak kunjung bubar, sehingga membuat petugas melakukan tidakan tegas terukur dengan menembakkan gas air mata ke arah pinggang ke bawah.
Di sisi lain tim pelindung dan evakuasi yang melihat ada beberapa orang di antara massa terkena gas air mata.
Sementara tim penindakan dari Satreskrim Polres Muratara mengamankan sejumlah orang yang dianggap sebagai provokator.
Melihat rekannya ada yang ditangkap polisi, massa makin beringas menyerang petugas dengan pelemparan, pengrusakan, dan penganiayaan.
Tim anti anarkis dari Brimob Polda Sumsel pun akhirnya turun tangan dan langsung membentuk bersaf mengambil posisi sasaran terbidik.
Komandan tim anti anarkis Brimob Polda Sumsel pun memerintahkan agar menembak menggunakan peluru hampa ke arah pinggang ke bawah terhadap massa yang dianggap provokator.
Terlihat ada dua orang yang berpura-pura terkena tembakan, lalu kemudian dievakuasi menggunakan ambulan dari Dinas Kesehatan Muratara.
Akhirnya, tim anti anarkis berhasil memukul mundur massa, sehingga membuat situasi sudah bisa dikendalikan dan mulai kondusif.
"Tapi sekali lagi ini hanya simulasi sebagai langkah antisipasi, semoga situasi ini tidak benar-benar terjadi. Kita dari petugas berharap Pemilu 2024 aman, damai, lancar," harap Wakapolres.
Baca berita lainnya langsung dari google news