Dijelaskannya, tanaman padi dari proses menanam hingga panen butuh beberapa bulan, namun saat dilanda cuaca kemarau seperti ini kecil kemungkinan padi akan tumbuh.
"Kalau seperti ini bukan hanya padi yang mati, kami petani juga bisa mati karena jika sawah kering kami gagal panen sedangkan ini adalah penghasilan utama kami," jelasnya.
Penjabat Walikota Pagaralam H Lusapta Yudha Kurnia melakukan pemantauan langsung dibeberapa daearah yang mengalami kekeringan baik itu lahan persawahan hingga warga yang kekurangan air bersih.
"Kita sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak baik itu PDAM, serta TNI/Polri untuk siap memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Silakan lapor ke kelurahan atau Polsek terdekat jika butuh air bersih maka akan kita kirim langsung," ujarnya.
Walikota menjelaskan, jika saat ini yang sangat dibutuhkan masyarakat yaitu ketersediaan air berish terutama kawasan yang sudah mulai kekeringan, jadi lurah diminta untuk aktif memantau situasi di masing-masing daerah.
"Jika memang sudah sangat kekurangan air maka kita setiap hari harus mengirim air kewarga agar mereka tidak kekurangan air unttuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Mandi Air Embung Kotor
Kemarau panjang tahun ini perlahan tapi pasti akan menguras cadangan-cadangan air di sejumlah wilayah Kabupaten PALI.
Fenomena anomali iklim el nino membuat bencana kekeringan di depan mata, jika tidak dikelola dengan mitigasi bencana dari pemerintah daerah.
Kemarau ini menyebabkan krisis air bersih bagi warga. Warga kesulitan mendapatkan Air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak.
Krisis air bersih saat ini mulai dirasakan warga di beberapa wilayah Kabupaten PALI. Kondisi tersebut dikarenakan sumber Air di sumur-sumur warga mulai mengering, karena tidak ada curah hujan sejak beberapa bulan terakhir.
Di salah satu Desa yakni Desa Suka Damai Kecamatan Talang Ubi, yang memiliki jumlah penduduk 1600 jiwa, mengalami kesulitan air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak sejak beberapa bulan terakhir.
Untuk kebutuhan minum warga membeli air galon, memanfaatkan air dari Balong (embung), bahkan menggali sumur- sumur di kebun untuk mencari sumber air bersih.
"Kalau sumur dirumah sudah tiga bulan ini kering, kalau untuk minum beli Air galon harganya Rp 7 ribu satu galon, kalau untuk mandi dan mencuci beli air Rp 14 ribu untuk satu drum, tapi itu bukan air bersih, air dari Balong," ujar Rusmala, istri Kepala Desa Suka Damai, Sabtu (7/10/2023).
Rusmala juga mengatakan kalau sumur-sumur warga dan juga sumur umum sudah mengalami kekeringan di musim kemarau ini.