Kendati begitu, ibu korban saat itu meminta S untuk datang karena korban sudah berhasil ditangkap.
Sementara paman korban lalu mengikat tubuh korban.
Muhamad Rauf yang saat itu tidak berdaya dibawa ke areal dapur dan disimpan di depan kamar.
Lanjut Fahri, setelah itu, ibu korban pergi keluar rumah untuk mendatangi tetangganya dengan tujuan meminjam sepeda motor.
"Pelaku ini berpikir hendak mengantar korban ke rumah bapaknya yang berada di wilayah Bongas Indramayu. Ibu dan ayah korban diketahui sudah berpisah," jelasnya.
Malam itu, ibu korban membawa Rauf menggunakan sepeda motor untuk diantarkan ke rumah ayahnya.
Di malam mencekam itu, korban dibonceng di depan dengan keadaan berlumur darah, sementara ibunya N mengemudikan sepeda motor.
Fahri menceritakan, dari keterangan ibu kandung, dalam perjalanan itu, korban masih bisa berbicara walau tubuhnya penuh luka usai dianiaya.
Baca juga: Kejam Aniaya Pacar hingga Tewas, Gregorius Anak Anggota DPR RI Menangis saat jadi Tersangka
Kata terakhir yang diucapkan korban, kata Fahri, ialah 'Mah Sakit Mah, Mah Saya Ngantuk Mah, Capek Mah'.
Namun, ucapan anaknya itu tidak digubris oleh pelaku.
Masih disampaikan Kapolres Indramayu, sesampainya di Jembatan Cemprong wilayah Kabupaten Subang, ibu kandungnya itu sempat merenung.
Ia berpikir jika membawa Rauf ke rumah mantan suaminya dengan kondisi berdarah akan menjadi kekhawatirannya.
"Dia berpikir kalau saya membawa dalam kondisi seperti ini apa tanggapan dari mantan suaminya. Jadi ada kekhawatiran dari tersangka," ujar dia.
Kendati begitu, saat itu, Nurhani akhirnya berpikir untuk membuang korban di aliran irigasi.
N pun menepi dan menggotong tubuh anaknya yang penuh darah.